Berani-Percaya Diri-Rendah Hati
Malam ini, malam yang sedih untukku. Banyak hal yang Allah berikan. Aku tahu Allah berikan ini untuk menguji seberapa besar aku mengingatNya, seberapa kuatkah aku, seberapa sabarkah aku. Dalam hati kumenanti kapan ini akan berakhir. Entah bagaimana caranya, aku ingin Allah mengakhirinya dengan akhir yang indah. Apapun.
Disebut penderitaan juga tidak terlalu menderita karena masih banyak orang yang lebih menderita dariku. Lagipula seberapa menderita kita tergantung dari sikap kita menerima kenyataan yang diberikan Allah. Sebut saja ujian kenaikan level. Kalo mau dapat jabatan di level yang lebih tinggi maka ujiannya juga harus lebih tinggi.
Terbesit rasa kebanggaan dan kesyukuran karena tidak semua orang dapat ujian seperti yang aku alami dan bisa jadi memang ini ujian untukku, spesial, hehe. Narsis nih. Eh eh ga boleh membanggakan diri ya.. so mesti rendah hati biar bisa mencium bau syurganya Allah. Siiip!
Setelah menuliskan gundah ini, membuat hatiku lumayan lega. Alhamdulillah. Ternyata menulis menjadi salah satu obat kesedihan dan barangkali ini bisa jadi ajang latihan jadi penulis. Ceeiilee..
Lebih adem lagi habis ini sholat dan tilawah, wuih dijamin ilang tuh sedihnya. Jadinya lega..plong..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sekilas Perjalanan Haji 1431 H 2010 M Part I
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Yaaah.. itulah hidup yang kurasa bagaikan mimpi. Sekejap terjadi begitu saja.. Banyak hal yang tidak bisa...
-
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Di tahun 2010 ini baru bulan Februari ini aku sempat mengisi kembali tampilan-tampilan blogku. Setelah ...
-
Pembelajaran Hidup melalui FLP Tegal Mungkin akan lain ceritanya kalau saja mba Fani Rosanti alias Kelopak Biru tidak memintaku m...
-
Kenapa Yahudi Pintar ? Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengam...
Senyum dikala dikala bahagia itu biasa, senyum melihat keindahan itu semestinya, yang LUAR BIASA tetap senyum walau sedang duka atau sedih. Semangat terus saudari Q.
BalasHapusdr fitri. Blooger asal jakarta. http://Psikologi4ume.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSedih dan gembira. Derita dan bahagia. Kata orang, semua itu adalah bagian dari nasib. Tapi, apakah nasib baik dan nasib buruk itu memang benar-benar ada? Ataukah semua itu hanya penafsiran kita saja?
BalasHapusAllah itu Maha Baik. Menciptakan hanya yang baik. Membuat takdir pun pasti yang baik. Tidak ada yang diinginkan Allah kecuali untuk memuliakan kita dengan segala kebaikan.
Jadi, kenapa kita masih tenggelam dalam duka dan merasa terbebani oleh kesedihan?
---> melesat.multiply.com