#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#
Rabu malam beberapa pekan kemarin aku niatkan untuk menjajal masakan yang satu ini. Pasalnya namanya itu lho, bikin penasaran banget. "Apa yang punya warung hidungnya pesek? he he", gumamku dalam hati.
Pukul
19.30 sepulang dari mengajar, tidak biasanya aku melewati Jalan Dewi
Sartika, Pesurungan Kidul. Cukup mudah menemukan tempat mangkal Nasi Pesek, letaknya di sebelah timur jalan, sebelah utara Politeknik Tegal.
Walaupun gerobak itu kecil namun yang beli nguantri,
membuatku semakin tambah penasaran. Kini giliranku dilayani. "Satu
dibungkus mba. Berapa?", tanyaku. "Rp. 2.500, mba", jawab pembeli.
Kulihat
aneka lauk yang disajikan ada sambal goreng tempe, urab, sambal goreng
telur, sambal goreng ayam, tempe goreng dan terakhir ikan asin. Aku
pilih tambahan tempe goreng saja. Standar lauk Nasi Pesek yakni sambal
goreng tempe, urab dan ikan asin.
Kedai ini hanya buka malam hari,
kurang lebih sampai pukul 22.00. Setiap harinya mampu menghabiskan
beras seberat 34 Kg. Omset yang didapat per hari terhitung lumayan untuk
ukuran usaha kecil yakni Rp. 550.000. Keuntungan bisnis makanan
biasanya separuh dari omset. Banyak mahasiswa yang menjadi pelanggan
tetap kuliner ini. Di samping harganya yang terjangkau, rasanya pun
nikmat tidak kalah dengan Ponggol Setan yang telah lama berkibar di Kota
Tegal.
Sesampainya di rumah, segera aku santap nasi pesek yang membuat air liurku mengucur. Hmm.. suedepe poll... Geseknya itu lho... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar