#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#
Sabtu,12 September 2009 adalah hari dimana aku menjadi pembicara di acara Pesantren Kilat SMK As Salafiyah Tegal. Hal ini terjadi karena menggantikan teman yang sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya. Kesan pertama lumayan. Sedikit kurang maksimal karena tidak ada output suara dari laptop sehingga lagu-lagu yang menunjang suasana terpaksa tidak bisa didengarkan. Show must go on.
Untungnya ada film pendek yang berkisah tentang kerja tim yang kurang kompak karena sikap sang Komandan yang tidak bijak dengan memaki salah satu anak buahnya yang melakukan kesalahan di depan teman-temannya. Keesokan harinya saat tampil pawai, salah satu anak buah tidak hadir, padahal masing-masing orang dalam tim mempunyai tugas yakni membawa satu potongan gambar. Alhasil gambar yang terbentuk tidak lengkap. Gambar sang Presiden yang pampang ompong, salah satu bagian hilang. Presiden yang melihat dari atas terkejut dan merasa tersinggung.
Dari kisah singkat tersebut berhasil menarik perhatian peserta Pesantren Kilat. Salah satu anak bernama Yuni memberi pendapat bahwa setiap orang harus melaksanakan amanahnya agar kinerja tim baik dan lancar. Sayang dari pihak laki-laki tidak ada yang berani memberikan pendapatnya mengenai film pendek tersebut.
Kira-kira ada 60 anak laki-laki dan perempuan yang mengikuti acara tersebut. Kegiatan pesantren kilat tersebut bekerja sama dengan Pusat Layanan Pelajar (PLP) Cendikia. Dua hari full, Jum'at dan Sabtu. PLP menurunkan beberapa trainer untuk menyukseskan acara tersebut.
Sabtu,12 September 2009 adalah hari dimana aku menjadi pembicara di acara Pesantren Kilat SMK As Salafiyah Tegal. Hal ini terjadi karena menggantikan teman yang sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya. Kesan pertama lumayan. Sedikit kurang maksimal karena tidak ada output suara dari laptop sehingga lagu-lagu yang menunjang suasana terpaksa tidak bisa didengarkan. Show must go on.
Untungnya ada film pendek yang berkisah tentang kerja tim yang kurang kompak karena sikap sang Komandan yang tidak bijak dengan memaki salah satu anak buahnya yang melakukan kesalahan di depan teman-temannya. Keesokan harinya saat tampil pawai, salah satu anak buah tidak hadir, padahal masing-masing orang dalam tim mempunyai tugas yakni membawa satu potongan gambar. Alhasil gambar yang terbentuk tidak lengkap. Gambar sang Presiden yang pampang ompong, salah satu bagian hilang. Presiden yang melihat dari atas terkejut dan merasa tersinggung.
Dari kisah singkat tersebut berhasil menarik perhatian peserta Pesantren Kilat. Salah satu anak bernama Yuni memberi pendapat bahwa setiap orang harus melaksanakan amanahnya agar kinerja tim baik dan lancar. Sayang dari pihak laki-laki tidak ada yang berani memberikan pendapatnya mengenai film pendek tersebut.
Kira-kira ada 60 anak laki-laki dan perempuan yang mengikuti acara tersebut. Kegiatan pesantren kilat tersebut bekerja sama dengan Pusat Layanan Pelajar (PLP) Cendikia. Dua hari full, Jum'at dan Sabtu. PLP menurunkan beberapa trainer untuk menyukseskan acara tersebut.
ane pinjem film pendek itu donk...
BalasHapus