tag:blogger.com,1999:blog-33440587610079335002024-03-13T13:03:53.216-07:00Harmoni KehidupanSebuah Ketenangan dan Keseimbangan yang DiharapkanYustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.comBlogger43125tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-70092252472191999302020-12-04T06:17:00.000-08:002020-12-04T06:17:15.976-08:00Sekilas Perjalanan Haji 1431 H 2010 M Part I#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br><br>Yaaah.. itulah hidup yang kurasa bagaikan mimpi. Sekejap terjadi begitu saja.. Banyak hal yang tidak bisa kubayangkan dengan akal sehat. Perjalanan ke tanah suci yang kulalui dimulai tanggal 5 November - 17 Desember 2010 sungguh di luar akal sehatku. Bermula dari keinginan yang terbesit kuat saat mendapatkan materi Haji di Halaqah tahun 2007. Selang waktu berlalu,2008 ibuku menawariku untuk membuka tabungan Haji. Aku sih.. fine2 aja, entah kapan aku berangkat, yang penting nabung dulu, ya iya fine2 saja orang ditraktir ibu, he he.<br><br>Waktu itu aku beranggapan bahwa mungkin aku akan pergi Haji nanti setelah berkeluarga. Eh, ternyata anggapan itu meleset. Berawal sebelum keberangkatan Ayah dan Ibu ke tanah suci, ibuku segera memenuhi 20 juta agar mendapat kursi di pesawat. Saat itu belum musim yang namanya Dana Talangan Haji, sehingga tidak ada daftar tunggu yang lama jika dibandingkan saat mendaftar baru-baru ini. Wuah.. antriannya sampai lima tahun. Kasihan ya..yang sudah sepuh, keburu rindu tuh dengan Ka'bah.<br><br>Nah, setelah porsi kursi bisa didapat. Ibuku menyarankan aku agar segera mengurus administrasi dan pendaftaran Haji. Okelah..nanti pas Bapak/Ibu sudah berangkat. Saat itu mengurusi persiapan Bapak/Ibu berangkat Haji dulu.<br><br>Tibalah saat Ayah/Ibu berangkat. Setelah mengantar keberangkatan mereka aku pulang ke rumah. Berarti aku aku hanya tinggal berdua dengan adik laki-laki. Hmm... ada rasa senang ditinggal sebulan oleh Bapak/Ibu he he aku ingin merasakan hidup nge-kost. Ingin merasakan saat kuliah, cari makan sendiri, mengatur keuangan (jatah uang saku), bersosialisasi dengan tetangga lebih intens ketimbang saat ada orang tua plus mengurusi adikku yang saat itu sedang duduk di kelas 1 SMK. Wah..wah.. ternyata puyeng juga ya..tapi nikmat dan puas bisa hidup mandiri.. Yes aku bisa..meskipun dengan banyak kekurangan, ada ribut-ribut kecil dengan adik di tengah-tengah pekerjaan rumah yang menumpuk, si adik ga membantu. Tuing2. Oo.. beginilah rasanya jadi ibu rumah tangga.:p<br><br>Ups..lanjut ke episode yang menentukan keberangkatanku ku tanah suci. Beberapa hari setelah keberangkatan Bapak dan Ibu. Aku mengurus administrasi ke Kementrian Agama Kota Tegal yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan.<br><br><br><br>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-85324414965524130472020-11-27T18:08:00.007-08:002021-06-26T02:53:30.637-07:00Profesional Menjadi Orang Tua<div><span style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: inherit; font-size: 15px; white-space: pre-wrap;">Akhir November 2020 ini sayang sekali jika terlewat begitu saja. Pasalnya bulan November lebih tepatnya tanggal 11 November 2012 adalah tanggal pernikahan kami. Maka sudah delapan tahun kami menjalani rumah tangga ini. Masa perkenalan, penyesuaian dan penyatuan pola pikir di lima tahun pertama sudah kami lewati. Alhamdulillah... Pyuuuf... Penuh perjuangan pastinya. </span></div><div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit;">Apalagi belum genap setahun menikah tepatnya 18 September 2013 Allah mengamanahi kami berdua dengan kehadiran putri kembar penyejuk hati. Antara senang dan huaaah... cobaan dalam merawat bayi kembar sungguh menguras emosi, tenaga, maupun finansial. Namun, sungguh saat ini kami menuai buah yang manis. Seakan-akan dua tahun merawat bayi, mengASI berlalu singkat begitu saja. Saat ini mereka sudah duduk<br /> di bangku kelas 1 SD. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit;">11 November kemarin tidak jauh beda dengan hari-hari biasanya karena bertepatan dengan hari Jum'at dimana suami ada jadwal ngajar sampai malam, sehingga perayaan delapan tahun pernikahan kami undur keesokan harinya, biasaaa makan-makan.</div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit;">Nah, menyoal menjadi orang tua. Fokus kami saat ini adalah bagaimana menjadi orang tua yang profesional. Maksudnya adalah memisahkan persoalan pribadi kami antara peran sebagai suami dan istri dengan pekerjaan tim kami sebagai ayah dan ibu. Karena mendidik anak tidak bisa sendiri seperti cara kita membuatnya kan.. he he. Sebisa mungkin jika kita sedang ada masalah berdua maka tidak bertengkar di depan anak, kemudian tidak pula menjelekkan salah satu pihak di depan anak. Itu akan menjatuhkan harga diri salah satu pasangan di hadapan anak. Anak menjadi tidak patuh dengan siapa pun di antara kedua orang tuanya. Dan itu sungguh sangat berbahaya di era digital ini. Yang mana Google Asistant siap sedia menemani pengguna smartphone. Bayangkan jika anak kita sering dimarahi oleh ayah atau ibunya kemudian tidak ada figur yang dekat dengannya maka dengan amat mudah anak akan bertanya apa pun kepada Mbah Google. </div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit;">Yup. Profesional menjadi orang tua bukan melulu karena istri diberi jatah belanja yang banyak oleh suami, atau sebaliknya suami mendapatkan pelayanan prima dari sang istri. Namun, profesional menjadi orang tua adalah menempatkan urusan pendidikan dan pengasuhan anak pada prioritas yang utama. Agar keberadaannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Allah SWT di muka bumi ini.</div></div><div class="o9v6fnle cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql ii04i59q" style="background-color: #242526; color: #e4e6eb; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-SnmuPIJCmkM/X8WmQXNMk_I/AAAAAAAABGY/i5M1sP6yNlwxRTrlVikN-1DeQ4DUfKWmQCLcBGAsYHQ/s1280/Makan%2Bdi%2BKasmuri.jpg" style="clear: left; display: inline; float: left; font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" src="https://1.bp.blogspot.com/-SnmuPIJCmkM/X8WmQXNMk_I/AAAAAAAABGY/i5M1sP6yNlwxRTrlVikN-1DeQ4DUfKWmQCLcBGAsYHQ/s320/Makan%2Bdi%2BKasmuri.jpg" width="320" /></a>Selamat menjalani hari-hari berumah tangga yang panjaaaang dan penuh pahala ini. Semoga Allah menghadirkan surga dalam rumah tangga kita dunia dan akhirat.<span class="pq6dq46d tbxw36s4 knj5qynh kvgmc6g5 ditlmg2l oygrvhab nvdbi5me sf5mxxl7 gl3lb2sf hhz5lgdu" style="display: inline-flex; font-family: inherit; height: 16px; margin: 0px 1px; vertical-align: middle; width: 16px;"><br /></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-28324665077298224842016-09-30T02:22:00.000-07:002020-06-02T08:51:41.020-07:00FLP Tegal: Guru Kehidupanku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pembelajaran Hidup melalui FLP
Tegal<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-3cR9XW9RJjA/V-4q4ufkx0I/AAAAAAAAAdw/Eayp37CZKfo16sjl0CXHSatu-rl7qS7_gCLcB/s1600/Kartun%2BPengurus%2BFLP%2BTegal.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="114" src="https://1.bp.blogspot.com/-3cR9XW9RJjA/V-4q4ufkx0I/AAAAAAAAAdw/Eayp37CZKfo16sjl0CXHSatu-rl7qS7_gCLcB/s320/Kartun%2BPengurus%2BFLP%2BTegal.JPG" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mungkin
akan lain ceritanya kalau saja mba Fani Rosanti alias Kelopak Biru tidak
memintaku membantunya menghidupkan
kembali FLP Tegal pasca ditinggal mba Sinta Yudisia 2007 silam. Saat itu di
tahun 2009 aku tengah disibukkan dengan kuliah, menyelesaikan Skripsi, organisasi
di kampus dan menjadi pengurus sebuah
taman bacaan di Kota Tegal. Namun, apa boleh buat permintaan yang membuatku
tidak bisa menolak. Aku didaulat untuk menjadi panitia Talk Show “Menulis
Membuat Kita Kaya” tanggal 26 Juli 2009 dengan pembicara SN Ratmana (Sastrawan
angkatan Taufik Ismail ) dan Suyuti Abdul Ghofir (Wartawan Radar Tegal). Talk
Show itu diadakan untuk menarik minat peserta agar mau menjadi anggota FLP
Tegal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 1cm;">Mba
Fani begitu panggilannya baru saja lulus Sarjana Sastra Indonesia Universitas
Negeri Semarang. Beliau aktif sebagai pengurus di FLP Semarang kampus UNNES
Sekaran. Setelah pulang ke Tegal, beliau mencari komunitas FLP yang konon
kabarnya ada di Tegal. Apa boleh buat ternyata vakum setelah ditinggal mba
Sinta Yudisia pindah ke Surabaya yang selaku Ketua FLP Tegal</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 1cm;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 1cm;">saat itu. Kepengurusan yang baru belum bisa
memaksimalkan potensi yang ada, sehingga berhentilah kegiatan pertemuan
kepenulisan yang tadinya aktif diadakan oleh mba Sinta. Mba Fani mencoba
menghubungi kembali pengurus atau anggota FLP Tegal yang dulu pernah aktif.
Pada akhirnya beliau menghubungi aku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Awalnya
aku setengah hati membantu mba Fani menghidupkan FLP Tegal, yang penting
proposal kegiatan jadi, talk show terselenggara dengan baik, titik. Hanya itu.
Yaah, faktor ketidakenakan juga mempengaruhi. Namun, setelah talk show
terselenggara, pikiranku berubah. Ternyata ada banyak orang yang mulai tertarik
ingin bergabung dengan FLP Tegal. Dari anak-anak SMA, kuliah bahkan yang sudah
jadi guru dan PNS pun berminat
bergabung. Ada Ali Irfan yang mantan wartawan saat kuliah di Cirebon, saat itu
paling aktif bertanya saat talk show. Talk show yang dihadiri oleh 26 peserta
wanita dan 11 peserta laki-laki ini meminjam dua ruang kelas Politeknik Harapan
Bersama. <i>Alhamdulillah</i> beberapa orang
yang berminat bergabung dengan FLP Tegal adalah mahasiswa kampus tersebut. Pasca
talk show berlangsung diadakan pemilihan kepengurusan FLP Tegal yang baru di
pelataran pendopo Kota Tegal, kami duduk di atas rumput dan terjadilah
pemilihan itu. Ali Irfan, sang guru SDIT di Slawi yang mantan wartawan itu
mendapat suara terbanyak untuk menjadi Ketua FLP Tegal periode 2009-2011. Yang
bersangkutan pun dengan penuh percaya diri siap menjadi Ketua. Fani Rosanti
sebagai Sekretaris dan aku sebagai Bendahara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rapat
demi rapat pun diselenggarakan untuk menyelenggarakan pelatihan kepenulisan
rutin untuk anggota FLP Tegal. Namun, takdir berkata lain. Mba Fani akhirnya menikah akhir tahun 2009 dan harus
mengikuti suami ke Jakarta. Jadilah aku sekretaris menggantikan beliau. Hiks…
baru merintis, kok ditinggal pergi? Mau tak mau aku mengemban amanah ini. Terlintas
nama Sutono seorang penjaga toko besi yang keluar kerja demi mengikuti
pertemuan rutin FLP Tegal dan memilih menjadi loper koran. Beliau selalu hadir
di pertemuan FLP Tegal dengan menggunakan sepeda bututnya yang jaraknya
berkilo-kilo dari tempat kami kumpul. Beliau selalu datang tepat waktu dan
tidak pernah absen barang satu kali pun. Ali Irfan pun lebih jauh lagi jarak
rumahnya, meski naik sepeda motor namun selalu datang tepat waktu dan tidak
pernah absen dalam rapat maupun pertemuan FLP Tegal. Malu aku dibuatnya, aku
yang tinggal di Kota Tegal, akses kemana saja dekat dan <i>Alhamdulillah</i> difasilitasi orang tua sepeda motor dan komputer dibandingkan
dengan mereka belum apa-apa perjuanganku ini. Tertantanglah aku untuk terus
menggerakkan roda organisasi ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kegamanganku
mengenai arah pembinaan FLP Tegal ini sedikit terobati. Hadirlah Eri Fitniati
yang baru saja lulus Sarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang,
beliau juga pengurus FLP Semarang. Bagaimana tidak bingung pasalnya kami: Ali
Irfan, aku dan pengurus lainnya benar-benar baru terjun di FLP. Memang sih aku
dan Sutono sudah bergabung di FLP Tegal sejak 2006, namun kami hanyalah sebagai
anggota yang kurang begitu paham arah pembinaan FLP sebagaimana mestinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tercatat
dalam sejarah kepengurusan FLP Tegal periode Ali Irfan yang menjabat dua kali
berturut-turut dari 2009 sampai 2013, dimana aku menjadi sekretarisnya telah
mengadakan beberapa kegiatan. Diantaranya adalah lomba menulis dengan tema “Take Me Out Because
Allah” yang telah diselenggarakan pada bulan November 2009. Kemudian Pelatihan
Kepenulisan (Plat Pulpen) yang diadakan setiap sebulan sekali: tanggal 13 Desember 2009 dengan pembicara
Rahman Hanifan (FLP Pemalang), Tanggal 31 Januari 2010 dengan pembicara Aries
Adenata (FLP Solo Raya), tanggal 14 Pebruari 2010 dengan pembicara Sutono
Adiwerna (Cerpenis) dan seterusnya. Selain Plat Pulpen selama pertemuan di
tahun 2010 kami juga mengadakan “Bakar Sate” (Bahas Karya Sambil Telaah).
Karya-karya yang dibahas khusus untuk cerpen remaja yang target akhirnya adalah
menerbitkan sebuah buku. <i>Alhamdulillah </i>terbitlah
buku Antologi cerpen remaja “Akulah Pencuri Itu” yang launching di Book Fair
Slawi tanggal 11 Desember 2010. <o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-4F-_duTS4f4/V-4rUeLJTbI/AAAAAAAAAd0/MrWm4dysbx4CviWyZoOuoSf0NMf_THeaACLcB/s1600/COVER_Akulah%2BPencuri%2BItu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://1.bp.blogspot.com/-4F-_duTS4f4/V-4rUeLJTbI/AAAAAAAAAd0/MrWm4dysbx4CviWyZoOuoSf0NMf_THeaACLcB/s320/COVER_Akulah%2BPencuri%2BItu.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 2011 FLP Tegal dipercaya menyelenggarakan rangkaian acara Up-Grading
Wilayah Jawa Tengah. FLP Tegal juga mengadakan Talk show “Tegal Cerdas Tegal
Menulis” 08 Mei 2011, dengan pembicara Afifah Afra, Wijanarto (budayawan
Tegal), dan Tedi Kartino (Motivator).<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-k57GwBkaBI0/V-4sA1FMpNI/AAAAAAAAAeA/t3yE7MrdztE5sHylS_k-o90odO8aCnrrwCLcB/s1600/Penyerahan%2BDooprize%2Bdi%2Bacara%2BTalk%2BShow%2BTegal%2BCerdas%252C%2BTegal%2BMenulis%2B-%2B8%2BMei%2B2011.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://4.bp.blogspot.com/-k57GwBkaBI0/V-4sA1FMpNI/AAAAAAAAAeA/t3yE7MrdztE5sHylS_k-o90odO8aCnrrwCLcB/s320/Penyerahan%2BDooprize%2Bdi%2Bacara%2BTalk%2BShow%2BTegal%2BCerdas%252C%2BTegal%2BMenulis%2B-%2B8%2BMei%2B2011.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 2012 kami membuat proyek penggalangan dana dan penerbitan buku secara <i>indie</i> karya sastrawan teman karib Taufik
Ismail: SN. Ratmana. Pada tanggal 12 Februari 2012 adalah Launching buku
“Lolong Lelaki Lansia” dengan pembedah buku Kurnia Effendi (Cerpenis Nasional
asal Kabupaten Tegal) dan Prof. Abu Suud (Mantan Rektor UNNES). Karya terbaru
dari FLP Tegal adalah Antologi Kedasyatan Doa “Kepak Sayap Patah” terbit 2016.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-OOn_Jl3OZq8/V-4rjCzpqII/AAAAAAAAAd4/TadPmZeIaGQpW1c78gHpJDmFAcgOX-2ZgCLcB/s1600/Panitia%2Bdan%2BPembicara%2Bdi%2Bacara%2BLaunching%2Bbuku%2BLolong%252C%2BLelaki%2BLansia%2Bkarya%2BSN%2BRatmana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="188" src="https://3.bp.blogspot.com/-OOn_Jl3OZq8/V-4rjCzpqII/AAAAAAAAAd4/TadPmZeIaGQpW1c78gHpJDmFAcgOX-2ZgCLcB/s320/Panitia%2Bdan%2BPembicara%2Bdi%2Bacara%2BLaunching%2Bbuku%2BLolong%252C%2BLelaki%2BLansia%2Bkarya%2BSN%2BRatmana.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui
FLP Tegal aku mengenal perjuangan Sinta Yudisia dalam menjalankan FLP Tegal. Kesabaran,
ketekunan beliau untuk membina kami, mengingatkan kami bahwa menulis sejatinya
bukan untuk terkenal atau ajang gaya namun menyebarkan pemikiran yang
mencerahkan banyak orang. Yang bisa
membantu banyak orang mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Oleh karena itu ruh
penulis harus selalu dibangun dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah sang
Pemberi Ilmu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Melalui
FLP Tegal pula aku mengenal sahabat karib sepanjang masa: Almarhum Shinta
Ardjahrie. Kami mulai berkenalan saat FLP Tegal akan menyelenggarakan Talk Show
Remaja “What About Me?” tahun 2006. Kami berboncengan sepeda mengelilingi Kota
Tegal untuk mendapatkan sponshor dari beberapa perusahaan. Pernah juga kami
menemani mba Sinta Yudisia pergi ke Bandung untuk bedah buku beliau yang
berjudul Armanusa (Mizan) di UIN Bandung. Setelah ia kuliah di Purwokerto dan
bergabung dengan FLP Purwokerto Nta panggilan akrabnya juga menjadi moderator
dalam Talk Show Tegal Cerdas, Tegal Menulis, kemudian mengkonsep dan mengeksekusi jalannya launching
buku Lolong, Lelaki Lansia karya SN Ratmana. Sahabat yang asyik diajak
berdiskusi, pemberi ide-ide brilian dan eksekutor yang baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada
sosok-sosok lain di FLP Tegal yang berkomitmen mewujudkan mimpi mereka menjadi
penulis dengan segala keterbatasan yang ada. Sutono yang menuliskan
karya-karyanya di buku setelah rapi baru pergi ke rental komputer, Sutono yang
selalu menyisihkan Rp.3000,- untuk ke warnet setiap hari. Ada juga Ali Irfan
yang telah menjadi Writerpreuner. Bermodal delapan juta ia menerbitkan bukunya
sendiri berjudul B’Right Teacher, mempunyai tim penjual dan road show bukunya.
Ada juga Puput Happy yang bergabung di FLP Tegal 9 Oktober 2009 pun telah
sukses menerbitkan beberapa buku Antologi, bahkan mempunyai penerbitan sendiri
yakni Puput Happy Publishing. Tak lupa pula Irfan Fauzi anggota yang bergabung 24
Juli 2011 dan menuliskan kisah hidupnya pada Antologi Kisah Kedasyatan Doa FLP
Tegal “Kepak Sayap Patah” berasal dari keluarga yang kurang mampu. SD sampai
SMA ia enyam di Kejar Paket, sampai akhirnya ia bisa kuliah di Politeknik
Muhammdiyah Tegal sambil bekerja. Saat ini ia telah beberapa kali memenangkan
lomba menulis cerpen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-P_2aO93ZZWE/V-4tBhRl-KI/AAAAAAAAAeQ/1rl5QqgdLsM-85wZdoxD8DDFDvq3iPP9QCLcB/s1600/Bakar%2BSate.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://2.bp.blogspot.com/-P_2aO93ZZWE/V-4tBhRl-KI/AAAAAAAAAeQ/1rl5QqgdLsM-85wZdoxD8DDFDvq3iPP9QCLcB/s320/Bakar%2BSate.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.05pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sungguh
armada ini (FLP Tegal) menjadi sebuah wadah pembelajaran hidup sepanjang masa yang
memantikkan potensi kami, mengakrabkan kami, mendidik kami menjadi
manusia-manusia gigih, konsisten dan pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi
kami menjadi seorang penulis. Menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak
orang.<o:p></o:p></span></div>
</div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-80937313211313428182013-05-08T07:09:00.002-07:002013-05-08T07:09:56.082-07:00Rebo, Penjahit Kaki Lima<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<br />
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ada hal yang membuatku penasaran yakni sepanjang Jalan Parang Sarpo, Perumnas Tlogosari, Semarang banyak sekali penjahit yang menyediakan jasa permak baju. Mereka menggunakan sepeda yang didesain khusus untuk menempatkan mesin jahit, mereka mangkal di bawah pohon. Pemandangan ini unik menurutku. Sekian lama kurang lebih tiga tahun aku tidak mengunjungi perumahan ini.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Ini hasil wawancara yang berhasil aku rekam. Namanya Rebo, asli Purwodadi. Ia tinggal mengontrak rumah di perumnas ini. Usaha permak baju ini sudah digeluti kurang lebih 5 tahun. Modalnya hanya mesin jahit tua yang ia beli seharga Rp. 150.000. Keahlian menjahit pun dipelajarinya secara otodidak. Pendapatan bersih sehari Rp. 50.000 – 75.000, tidak membayar pegawai apalagi ongkos sewa tempat. Semuanya gratis di bawah pohon. Tarif permak per potong baju yang paling simple dikenai Rp. 7.000. Bila agak rumit bisa mencapai Rp. 10.000 – Rp. 15.000. Pendapatan ini jika berlangsung setiap hari bisa melebihi pendapatan seorang PNS golongan IIIA. Dasyatnya lagi, saat menjelang Hari raya Idul Fitri pendapatan bersih sehari bisa mencapai Rp. 300.000. Tentunya tarif permaknya pun lebih tinggi daripada hari biasa.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Meskipun berpendapatan tinggi. Pak Rebo ini tidak merasa dirinya kaya atau berkecukupan. Rumah pun masih mengontrak. Sebenarnya ia juga telah memiliki rumah di kampung Purwodadi namun itu pun pemberian orang tua. Ukuran suksesnya pun sangat sederhana yakni asal dia dan keluarga bisa makan dan berteduh itu sudah cukup. Saat aku tanya, adakah keinginan untuk memiliki toko sendiri suatu saat nanti. Ia jawab dengan tegas namun sambil bercanda bahwa seperti ini saja sudah cukup. Sebenarnya agak terkejut aku mendengarnya. Masa iya, orang tidak punya keinginan lebih untuk maju? Cukup dengan yang seperti itu? Padahal waktu cepat sekali berubah, saat ini telah masuk zaman qlobalisasi. Era persaingan ketat dengan warga Negara asing yang SDM maupun produknya telah meramaikan pasar di Indonesia. Mengikis perlahan keberadaan pasar tradisional dan memarginalkan penduduk asli.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
Tidakkah ia mempunyai impian akan menjadi bos suatu saat nanti yang akan memiliki beberapa outlet permak baju ini? Ia tinggal mengawasi, dan tidak lagi bekerja keras dari pagi sampai sore seperti ini saat ia sudah tua nanti. <i>“Ah, itu kan impianku, bukan impian bapak itu”</i>, gumamku.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
"Ya, sudah pak.Semoga lancar bisnisnya. Laris manis ya pak!” ujarku mengakhiri pembicaraan dengan beliau.</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Semarang, 5 Juni 2012</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-70sBKeTL33I/UYpcl6BC8SI/AAAAAAAAAS8/-tqd0Q2num0/s1600/DSC00761.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-70sBKeTL33I/UYpcl6BC8SI/AAAAAAAAAS8/-tqd0Q2num0/s320/DSC00761.JPG" width="320" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
</div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-3684191715227687632012-11-12T13:00:00.000-08:002013-06-25T06:06:41.158-07:0011 November ( Catatan Kecil untuk Yustia Hapsari )<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Jam tujuh teng saya tiba di gedung Al-Irsyad yang letaknya tak jauh dari kantor pengadilan negeri Kota Tegal. Gedung masih terlihat lenggang. Kata Mas Tedi yang sudah sampai duluan daripada saya, petugas penerima dan among tamu yang perempuan tengah di salon untuk dirias.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Selang beberapa menit kemudian teman- teman yang dimintai Yustia untuk membantu acara spesialnya berdatangan. Setelah sedikit angkat- angkat kursi, tepat jam 9.30 keluarga dari kedua mempelai beserta penghulu dan lain- lain tiba di gedung.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Beberapa menit kemudian, seremonial akad nikah Yustia Hapsari dan Muhamad Fikri Hidayatulloh berlangsung. Seperti biasanya, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran, dilanjutkan siraman rohani dari Ustad Amirudin Lc.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Saya terharu ketika Pak Liliek Basuki, ayahanda Yustia menyampaikan pesan- pesan kepada calon menantunya, beberapa menit sebelum akad nikah, berlangsung. Adapun lima pesan dari Pak Liliek sebagai berikut. 1. Cintailah isterimu karena Allah Swt. 2. Berusahalah dengan maksimal menjemput rezeki yang halal. 3. Jauhilah yang subhat apalagi yang haram. 4. Latihlah anak- anak kalian kelak untuk mencintai dan mebaca Alqur'an. Lebih baik lagi kalau menghapalnya. 5. Janganlah fanatik terhadap satu golongan, tetapi berkomitmenlah untuk membangun dan menjalankan islam secara kaffah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Saya tersenyum dengan mata kaca, saat kedua mempelai mulai disatukan dalam podium. Ada keharuan saat kedua mempelai saling bergandeng tangan untuk kali pertama, mencium tangan kedua orang tua masing- masing. Spontan dengan bergetar, hati saya berdoa Ya Allah berkahi keluarga ini, Ya Allah berkahi pernikahan yang baru berlangsung ini dan doa- doa lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
Rabb, terimakasih untuk kurnia-Mu hari ini. Maka nikmat-Nya yang manakah yang kau dustakan..</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
oleh Sutono Suto</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<a href="http://www.facebook.com/notes/sutono-suto/11-november-catatan-kecil-untuk-yustia-hapsari-/10151274753236772">http://www.facebook.com/notes/sutono-suto/11-november-catatan-kecil-untuk-yustia-hapsari-</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="http://www.facebook.com/notes/sutono-suto/11-november-catatan-kecil-untuk-yustia-hapsari-/10151274753236772">/10151274753236772</a><br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-uJQIhUqdBew/UcmVISZ3sGI/AAAAAAAAATw/M-ZGaUh8phI/s1600/Cium+tangan+suami+edit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-uJQIhUqdBew/UcmVISZ3sGI/AAAAAAAAATw/M-ZGaUh8phI/s320/Cium+tangan+suami+edit.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13.333333969116211px; line-height: 19.49652862548828px;">
<br /></div>
</div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-49076358479639360622012-10-27T20:05:00.000-07:002012-12-14T08:39:06.528-08:00Parodi Hati di Tanah Suci <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-kDOf849bPiU/UMi4He0U7WI/AAAAAAAAANU/if_dMR3QZ0s/s1600/CIMG8365.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-kDOf849bPiU/UMi4He0U7WI/AAAAAAAAANU/if_dMR3QZ0s/s200/CIMG8365.JPG" width="200" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/-IJiSWA2djwU/UMi4lYaOPGI/AAAAAAAAANc/iPN8G4PMXb8/s1600/DSC00132.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-IJiSWA2djwU/UMi4lYaOPGI/AAAAAAAAANc/iPN8G4PMXb8/s200/DSC00132.JPG" width="200" /></a></div>
<br />
<div aria-describedby="pageTitle" id="contentArea" role="main" style="color: #333333; float: left; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; margin-right: 0px; outline: none; padding: 0px 0px 0px 20px; width: 493px; word-wrap: break-word;">
<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 20px; word-wrap: break-word; zoom: 1;">
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong>Parodi Hati di Tanah Suci</strong><strong> </strong></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Putri Adila dan Jaki Umam</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
PLANET BUMI ini bulat. Konon, hal itu telah menjadi perdebatan ribuan tahun di daratan Eropa ketika mereka dalam masa kegelapan, di bawah Gereja. Di era modern ini, aksioma itu terbukti sudah tak terbantahkan. Bahkan, manusia sekarang bisa memotret langsung kondisi planet ini dari luar angkasa.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Beberapa ilmuwan Amerika dan Eropa telah mendapatkan fakta bahwa wilayah Jazirah Arab adalah episentrum bumi, baik secara struktur maupun peradaban.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Manakala bumi di foto dari luar angkasa, Jazirah Arab selalu tampak lebih kontras dari daerah manapun, seolah ada daya tarik magnetik yang sangat besar. Apabila ditarik garis dari kutub utara sampai ke kutub selatan, kemudian dibagi garis dari kutub utara sampai titik pusat Ka’bah, maka akan diperoleh angka ajaib <em>phi</em>, 3.14. Hasil ini sama persis dengan rasio yang didapatkan dari tinggi setiap manusia dibagi jarak dari ujung kepala sampai pusar.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dalam hal ini, Ka’bah terbukti telah menjadi pusat bumi secara struktur, sementara pusar adalah pusat tubuh manusia secara struktur.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sejak masa permulaan, Ka’bah dan Tanah Haram memang tercatat telah menjadi asal-mula peradaban. Nabi Adam pertama kali membangun Ka’bah, bertemu Siti Hawa di Padang Arafah setelah keduanya terpisah hampir setengah millenium. Kedua manusia pertama ini beranak-pinak dari situ, kemudian menyebar ke segala penjuru.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tongkat estafet kemudian dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim. Beliau membangun ulang Ka’bah dan Tanah Haram, dan meninggalkan Nabi Ismail beranak-pinak di sekitarnya. Keturunan Ismail-lah yang kemudian menjadi pemegang peradaban selanjutnya.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Episode paling dasyat dari Ka’bah dan Tanah Haram bermula dari masa Rasulullah, 14 abad silam. Beliau-lah yang membangun pelita agama, ilmu, dan kearifan dari salah satu sudutnya, dan menjalar ke seluruh penjuru dunia. Sampai saat ini pun kharisma pusat dunia-nya belum pudar dan aku yakin tidak akan pernah pudar.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sekarang, aku berada di salah satu titik Tanah Haram, di dalam <em>maktab</em>1 jamaah haji Indonesia. Aku berada hanya beberapa ratus meter dari Ka’bah, pusat bumi itu. Perasaan haru, bangga, dan kagum menggulung-gulung dalam dadaku, bak tsunami Aceh enam tahun lalu. Aku betul-betul terpelanting dalam pusaran energi yang begitu besar. Egoku runtuh, kemanusiaanku luluh.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Malam itu, puluhan orang dalam maktabku tampak sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing, tilawah, zikir, dan membaca buku. Ada pula yang sedang berkemas-kemas untuk pulang. Kami telah menyelesaikan Wukuf di Padang Arafah empat hari yang lalu. Itu berarti kami telah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku terduduk lesu di sisi tempat tidurku, memutar kembali memori-memoriku. Aku tak bisa membayangkan, aku bisa sampai di sini dan menunaikan rukun kelima agama dalam usiaku yang baru 23 tahun.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Berada di tanah suci bagaikan berada di alam mimpi. Semua terjadi serba-cepat dan tidak ada rutinitas yang menjemukan. Yang ada hanya shalat, memperbanyak tilawah, jalan-jalan, belanja, membeli barang-barang yang dibutuhkan ataupun yang diinginkan. Bagaikan mimpi juga karena semuanya terjadi begitu cepat, tepat sesuai prasangkaku. Ibarat kata, siang ini aku ingin sesuatu, lalu di waktu sore Allah mengabulkannya. <em>Amazing!</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Banyak peristiwa terjadi selama di tanah suci yang menyangkut doa dan <em>krenteging ati</em>2. Allah sungguh sesuai prasangka hamba-Nya. Apa yang diminta hamba-Nya, entah baik atau buruk, pasti Allah mengabulkan. Itulah yang kadang membuatku heran dan istighfar harus segera terucap sesaat setelah aku sadar telah melakukan kekhilafan. Aku senantiasa berusaha membersihkan hati agar aku selalu membuat prasangka yang baik-baik saja. Di sini, Allah dekat sekali. Jangan membuat parodi yang tak penting bahkan kalaupun itu dilakukan hanya dalam hati.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku ingat kejadian beberapa hari lalu saat melaksanakan Tawaf Ifadhah. Salah satu rukun Haji, setelah melaksanakan Wukuf di Arafah dan Lempar Jumrah di Mina.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Pagi itu sekitar pukul 10.00 WSA3, dr.Wahidin, Ibu Nanik, dan aku bergerak menuju Masjid Al-Haram. Terjadi sesuatu yang membuatku yakin bahwa di tanah suci memang harus hati-hati dalam berucap dan berpikir.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Biasanya ketika sampai di Masjid Al-Haram, sandal dimasukkan ke dalam tas <em>kresek</em> dan dibawa saat aktivitas di dalam masjid. Tempat penitipan sandal pun ada, semacam loker khusus sandal dan sepatu. Saat itu kami menitipkan sandal di situ. Tak sengaja hatiku berkata: <em>jangan-jangan nanti sandalku hilang</em>. Sedikit sekali kalimat itu terbersit.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Kami kemudian masuk melalui <em>Bab Al-Salam</em>4, pintu utama Masjid Al-Haram yang sangat favorit bagi jamaah haji. Kami bertiga langsung menuju rute thawaf di sekeliling Ka’bah. Di tengah putaran thawaf kami kehilangan jejak satu sama lain. Semakin siang, suasana di sekitar Ka’bah semakin ramai. Sempat aku menengok arloji, waktu telah menunjukkan pukul 10.30 WSA.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Setelah aku pikir cukup sibuk untuk saling mencari, aku melakukan sa’i sendiri. Aku berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah, dan sebaliknya. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Aneh, semakin siang, area sa’i semakin dipadati para jamaah. Mereka serta-merta menempatkan diri membentuk barisan shaf shalat.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Oh... ada apa ini...</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku teringat sesuatu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Oh iya... hari ini</em><em> J</em><em>umat. Ternyata aku terjebak dalam shaf Shalat Jumat. </em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Waktu Shalat Jumat sebentar lagi akan masuk.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Setelah putaran ketiga sa’i itu, aku memutuskan menunda proses sa’i. Rute sa’i telah dipenuhi jamaah Shalat Jumat, tidak ada jalan untuk melangkah dan berlari-lari kecil. Aku mencari tempat yang cukup nyaman dan bergabung dalam barisan shalat. Aku duduk bersebelahan dengan jamaah dari Afrika. Seorang negro yang garang. Fisiknya yang tinggi besar, serta keseluruhan tampakannya yang hitam legam sedikit membuatku tidak nyaman.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku melirik kakinya yang hitam legam pula.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Kakinya kotor sekali,” gumamku sedikit bersuara.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku melihat ekor mata pria hitam legam itu mengerjapku. Mungkin dia mendengar gerutuan dari mulutku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku memutuskan pindah ke tempat yang lebih nyaman. Aku temukan tempat duduk bersebelahan dengan seorang anak dari Pakistan, putih dan manis. Tanpa disangka, pria hitam legam itu sudah berada di sampingku lagi. Menyeringai. Aku melihat giginya yang sangat putih, mungkin satu-satunya bagian tubuh yang putih. Tengik sekali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Mau apa orang ini</em>, aku berburuk sangka lagi, tanpa sadar.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tiba-tiba ia menyapaku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Hai... Assalamu ‘alaikum.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Wa’alaikum salam,” jawabku menyeringai jenaka.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dengan gestur dan mimik yang sangat ekspresif, pria hitam legam itu mendesis-desis di depanku dengan artikulasi menyerupai bahasa alien.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Ssssstttt zzzzttttt sssssstttttt zzzzztttttt...”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku kira artikulasi, gestur, dan mimiknya menunjukkan ia ingin mengatakan sesuatu. Aku diam saja, karena aku tak paham sama sekali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“English, <em>please</em>!” kataku, menyeringai jenaka kembali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Si pria hitam legam tak memedulikan, dan dia mendesis-desis lagi.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Ssssstttt zzzzttttt sssssstttttt zzzzztttttt...”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Ia menggerak-gerakkan tangan, menunjuk-nunjuk sudut Hajar Aswad, namun aku sama sekali tak paham apa maksudnya. Ia makin beringas, makin ekspresif. Ia mendesis-desis terus-menerus. Beberapa orang kelihatannya memperhatikan kami. Aku pun meninggalkan pria hitam legam itu tanpa permisi. Tampaknya ia sangat kecewa.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dalam hati, aku sama sekali tak punya niat meminta maaf atas tindakanku. Tampak sepercik perasaan takabur.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku telah mendapatkan tempat yang cukup nyaman sementara khotbah Jumat hari itu telah dimulai. Khotbahnya berbahasa Arab. Hanya beberapa kalimat saja yang cukup familiar di telingaku, karena sering diucapkan para penceramah di Indonesia. Yang lain sama sekali tidak aku mengerti.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruhu wana’udzubillah min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina.</em>5</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Takjubnya aku, wajah-wajah seluruh orang kelihatan sangat menghayati isi ceramah.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Usai Shalat Jumat, ritual sa’i aku lanjutkan, tinggal empat putaran lagi. Beberapa saat setelah aku mulai lari-lari kecil, <em>handphone</em>-ku bergetar. dr.Wahidin <em>call</em>…</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Aisy, sekarang kamu dimana? Bu Nanik pingsan!” seru dr.Wahidin.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku kaget bukan main.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Bu Nanik pingsan.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Sedang sa’i, Pak. Sebentar lagi selesai, kurang setengah putaran. Bapak sekarang dimana?” jawabku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku berkata tergesa-gesa sekali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Di pintu 69. Cepat ke sini <em>ya</em> kalau sudah selesai.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Bergegas aku menyelesaikan ritual sa’i. Berdoa sedikit tergesa pula. Kemudian mencari jalan keluar dan mengingat kembali ke arah mana harus pulang. Maklum, aku termasuk orang yang kurang teliti. Bisa-bisa tersasar. Biasanya Ibu Nanik-lah petunjuk jalan saat kami pergi ke Masjid Al-Haram. Tenangkan pikiran, lihat sekeliling.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Yaaak... ke kanan</em>.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Bismillah...</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Cukup lama aku mencari pintu yang dimaksud dr.Wahidin.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“<em>Ya Rabb</em>, pertemukanlah hamba dengan Bu Nanik,” hatiku mulai meratap-ratap setelah tak kunjung menemukan pintu 69.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Kususuri Masjid Al-Haram ke arah yang berlawanan dari arah Marwa. Penuh sesak dengan orang-orang dari seluruh dunia, ada yang sedang thawaf, duduk dan bertilawah, ada juga yang hanya berdiri sambil memandangi Ka’bah. Segera aku mencari celah untuk keluar.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“<em>Ya Rabb</em>, bagaimana aku harus menemukan mereka?” aku meratap-ratap dalam hati lagi.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku tahu dari testimoni para jamaah haji, kejadian seseorang tersesat di dalam Masjid Al-Haram adalah hal yang sudah biasa. Masjid paling suci dan paling besar di dunia ini memang luar biasa luasnya, seluruh Kota Slawi mungkin muat kalau di jejalkan ke dalamnya. Dua juta manusia bisa <em>tumplek blek</em>dalam suatu waktu di sini, tak ada ampun bagi mereka yang kurang teliti.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku tahu dari internet kalau seluruh area Masjid Al-Haram memiliki 129 pintu masuk. Pintu paling besar dan paling favorit adalah Bab Al-Salam, tempat aku masuk tadi bersama dr.Wahidin dan Ibu Nanik. Pintu yang mengarah langsung ke Ka’bah dan Maqam Ibrahim. Kabarnya kebarakahan terbesar jamaah jika bisa masuk melalui pintu tersebut.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku masih senewen mencari pintu bernomor 69. Sudah dua kali aku bolak-balik dari sisi Marwa, kemudian ke sisi Shafa. Sekarang aku akan melakukannya untuk yang ketiga kali. Aku bahkan tak bisa menemukan pintu paling besar dan paling barakah itu, Bab Al-Salam.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Ada apa ini?</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku letih. Aku capek. Di tengah perjalanan, aku terduduk lunglai di satu barisan shaf yang mulai kosong. Aku menghadap Ka’bah.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku tahu dari guru mengajiku bahwa Allah menjanjikan seratus ribu kebaikan untuk satu kebaikan yang dikerjakan di dalam Masjid Al-Haram. Allah menjanjikan seratus ribu keridhaan untuk satu keridhaan yang dikerjakan.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Astaghfirullah!</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Astaghfirullahal ‘adzim...</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku makin lunglai. Aku merasa harus introspeksi. Aku takut, Allah juga akan membalas seratus ribu kali lipat untuk satu keburukan yang sempat aku lakukan.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Bukankah Allah adalah seadil-adil Dzat?</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Air mataku menetes. Aku tak sanggup untuk tidak menangis.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Logika hukum keadilan memungkinkannya. Kebaikan dibalas kebaikan, keburukan dibalas keburukan. Aku menangis semakin tersedu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Ya Allah, maafkan aku.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Maafkan atas segala kesalahan hamba-Mu yang nista ini.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Maafkan aku, Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku meratap-ratap makin menjadi-jadi.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Di tengah-tengah ratapanku yang semakin menjadi, suara yang tampaknya sudah kukenal mengerjapku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Assalamu ‘alaikum...”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku menengok ke arah suara. Itu pria Afrika hitam-legam yang kakinya kotor sekali. Suara salam itu bukan untukku, tapi untuk seseorang yang ia sapa. Namun aku menjawabnya dalam hati. Aku ingat pesan guru mengajiku, seseorang yang mendengar ucapan salam dari saudara seimannya ditimpa kewajiban menjawabnya. <em>Ya</em>, dia saudara seimanku, meskipun kulitnya tidak sama denganku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku luluh. Tak sepantasnya aku meremehkan saudara seimanku, meskipun ia seorang pria hitam-legam dengan kaki kotor sekali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Ia sedang mendesis-desis lagi ke arah seorang jamaah haji. Aku menghampiri mereka. Aku mengucapkan salam, sementara ia serta-merta berpaling ke arahku, kemudian berdiri menyambutku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Masya Allah</em>, dia tinggi sekali. Aku kira sudut deviasi yang terbentuk dari dongakan leherku bernilai cukup besar hingga aku yakin tingginya lebih dari dua meter. Sementara aku hanya satu setengah meter lebih sedikit. Aku yakin, leherku akan terasa pegal jika lima menit saja aku mengobrol dengannya sambil berdiri.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku langsung mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada. Aku kira, itu cara dua orang muslim bukan muhrim bersalaman. Pria hitam-legam itu juga melakukan hal yang sama.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“I’m so sory, Mister,” ucapku kemudian.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dia mengerutkan dahi, kemudian menyeringai. Aku yakin, tampakan giginya yang kontras sekali warna putihnya di antara legam kulitnya menunjukkan ia sama sekali tak paham apa yang aku ucapkan. Ia hanya mendesis-desis tak menentu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“I’m so sory, if I have any mistaken. Please, give me your appologize!”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku meratap-ratap. Artikulasi, gestur, dan mimik wajah aku buat seperti orang yang sedang meminta maaf. Kalaupun pria legam itu tak paham ucapanku, aku berharap ia paham gelagatku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“I’m so sory, Mister.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aneh. Dia berhenti mendesis-desis. Ia menatapku, getas. Kemudian sedikit berucap, <em>yang tentu aku tak paham</em>, dan menaikkan jempol tangan kanannya ke arahku. Ia kemudian berlalu begitu saja.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku berdiri termangu mengamati punggung belakangnya.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sedetik kemudian aku teringat aku masih harus mencari pintu 69. Ada getaran terasa dari <em>handphone</em>-ku. Dr.Wahidin mengirimiku pesan singkat.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Kamu dimana, Aisy?</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sesaat aku tak berniat sama sekali menjawabnya, aku hanya merasa <em>plong</em> setelah meminta maaf ke pria Afrika hitam-legam itu. Entah kenapa, naluriku membimbingku untuk melangkahkan kaki ke arah bukit Marwah.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku berhasil melihat Bab Al-Salam. Sementara aku terdampar di sebuah pintu bertuliskan besar-besar angka ٧١.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Masya Allah... itu pintu 71.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Alhamdulillah tinggal sedikit lagi, 70 dan 69.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku senang bukan main. Aku melangkah sangat tergesa. Dalam hati aku bersenandung atas kebaikan hati pria hitam-legam itu, yang mau memaafkan parodi hatiku yang sempat tercecer. Aku berterimakasih kepada pria hitam-legam itu. Aku berterimakasih kepada Allah. Aku berterimakasih atas pelajaran yang kudapat.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Itu dia Ibu Nanik dan dr.Wahidin.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Alhamdulillah, Ibu Nanik ternyata sudah sadar. Setelah meminum air zam-zam, kata dr.Wahidin, ia siuman. Sepertinya beliau telah kuat untuk bangkit dan memberanikan diri untuk berjalan pulang.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Benar sanggup, Bu?” tanyaku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Bu Nanik hanya mengangguk.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Sebentar, ambil sandal dulu.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku bergegas menuju loker sandal dan sepatu. Sejenak aku kasak-kusuk tak menentu. Aku merasa ada yang kurang. <em>Astaghfirullah...</em> sandalku tidak ada. Anehnya, sandal Ibu Nanik ada, padahal terletak pada satu kotak dengan sandalku. Aku menyusuri semua kotak, di atas, di bawah. Pun sandal-sandal yang ada di lantai. <em>Subhanallah...</em> betul-betul tidak ada!</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku berusaha introspeksi diri kembali.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Ada apa lagi ini?</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku bergegas ke arah Ibu Nanik dan dr.Wahidin.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Ada apa, Aisy?” tanya dr.Wahidin.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Aku tadi di dalam masjid <em>dikerjani</em> parodi hati yang <em>ndak</em> karuan. Aku sempat tersesat tadi.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Ibu Nanik dan dr.Wahidin tampak sangat antusias mendengarkan <em>curhat</em>ku.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Tadi di dalam masjid aku sempat berburuk sangka kepada seorang muslim dari Afrika. Astaghfirullah.. tadi waktu aku mau <em>nitip</em> sandal ke loker aku juga sempat berburuk sangka. Cuma sedikit parodi hati saja, Allah langsung mengabulkan. Aku tersesat. Dan sekarang benar sandalku tidak ada, benar-benar hilang.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Mereka berdua menyeringai.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Yah... sudah deh pulang yuk, Bu. Nikmati saja deh pulang hanya beralas kaos kaki.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Ibu Nanik dan dr.Wahidin menyeringai kembali. Ibu Nanik tampaknya ingin mengatakan: <em>sabar ya!</em> Tapi tidak cukup harfiah. Dr.Wahidin pun tampaknya akan mengatakan hal yang sama.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Mana kaos kakinya baru lagi,” aku masih menggerutu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sekarang gantian aku yang menyeringai ke arah mereka berdua.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Ndak apa-apa wis, itung-itung pijat kaki gratis, hehehe...”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Kami bertiga terkekeh.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Waktu menunjukkan 14.00 WSA. <em>Wuaaah... panas</em>. Aku kira suhu saat itu lebih dari 60 derajat celcius. Untunglah kaki masih terasa biasa-biasa saja, meskipun hanya beralas kaos kaki. Aku lihat Ibu Nanik mulai limbung. Dr.Wahidin menyarankan agar kami berhenti dulu sebentar. Beliau semburat entah kemana.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tak lama kemudian, dr.Wahidin datang membawa dua jus mangga, ayam, dan kentang goreng. Sepuluh menit kemudian, sebuah <em>ambulance</em> datang bersama perawat yang membawa kursi roda. Rupanya tadi dr.Wahidin menelepon <em>ambulance</em> sekaligus membeli makanan.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Sungguh baik hati dokter yang satu itu.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tibalah kami di klinik <em>emergency, </em>sekira 500 meter dari Masjid Al-Haram, sekitar 200 meter dari tempat kami beristirahat tadi.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Segera Ibu Nanik berbaring. Perawat memasukkan termometer ke mulut beliau. <em>Masya Allah</em>, 40 derajat celcius. Perawat kemudian mengambil sampel darah. Klinik yang canggih. Ada alat untuk mendeteksi gula darah dan kolesterol dalam satu tetes darah. Perawat kemudian memintaku memasangkan berlembar-lembar kapas yang dibasahi air zam-zam di kaki, tangan, dan perut beliau agar panasnya cepat turun.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tak lama kemudian dokter klinik datang, memeriksa keadaan beliau. Si dokter berkata kepadaku dan dr.Wahidin, dengan bahasa Inggris, bukan bahasa Arab. Si dokter tampaknya cukup fasih berbahasa Inggris. Kata beliau, gula darah dan kolesterolnya normal. Tinggal menunggu panasnya reda saja.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Has she take eat any ransom?” tanya si dokter kemudian.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Hasn’t yet,” jawab dr.Wahidin efektif.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“She should not be late taking her ransom,” lanjut si dokter, “you’ve to determinate it, okey.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
“Okey, doctor.”</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dan beliau meninggalkan kami.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Adzan berkumandang. Sembari menunggu panas Bu Nanik turun, saya Shalat Ashar. Semua dokter dan perawat segera mengambil sajadah mereka dan menempatkan diri di pelataran masjid. Begitulah semua aktivitas berhenti saat waktu shalat tiba.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Alhamdulillah suhu tubuh Bu Nanik akhirnya turun. Sudah reda. Termometer dipasang kembali, darah diambil lagi. Semua normal. Dokter klinik menyatakan Bu Nanik sudah sehat. Pukul 16.30 WSA kami melanjutkan perjalanan pulang menuju maktab. Dalam hati aku bersyukur, ujian ini telah berhasil kami lewati. Dan yang jelas, <em>A</em><em>lhamdulillah</em>, kakiku tidak kepanasan saat perjalanan pulang.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
-------</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
AKU MASIH tercenung di atas ranjang tidurku. Aku merasa beruntung sekali bisa menunaikan rukun Islam kelima ini.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dari dulu, selalu ada pusaran energi setiap kulafalkan Talbiyah6. Bergetar pula hatiku setiap kali mendengar lantunannya. Ada rasa haru yang menderu. Ada kerinduan yang membuncah. Aku datang,<em>Ya Rabb</em>, memenuhi panggilan-Mu. Aku menangis. Aku tak menyangka aku yang hina ini bisa datang ke rumah-Mu. Berdiri memenuhi panggilan-Mu di tanah suci. Cukup menyentak kalbu, aku yang dina ini dipatutkan meraih kesucian Tanah Haram.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Dalam sebuah hadits, diperkenankan seseorang memberi syafaat kepada orang lain, ketika ia memiliki kesempatan. Misalnya kesempatan lebih dekat kepada Allah ketika berhaji di Tanah Haram. Oleh karena itu, teman-teman, keluarga, dan sanak famili menitip doa kepadaku, yang punya hajat menitip pesan agar aku mendoakan mereka.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Barangsiapa datang berhaji semata-mata karena Allah, diampuni segala dosa yang telah diperbuatnya dan member</em><em>i</em><em> syafaat bagi orang yang didoakannya.</em>7</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Tanah Haram adalah tempat paling dekat dengan Allah, sementara segala doa dan prasangka telah dimodul sedemikian rupa dalam paket <em>express expedition</em>. Sedikit saja <em>krenteg</em>, langsung diijabah. Pengalamanku benar-benar telah mengorfirmasinya. Jangan sekali-kali membuat parodi hati macam-macam di Tanah Haram.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Selain kejadian yang tidak cukup mengenakkan di Masjid Al-Haram tempo hari, pernah juga aku mengalami kejadian yang sedikit mengenakkan. Suatu ketika aku berangkat menuju Masjid Al-Haram dari pemondokan. Kala itu pukul lima sore waktu setempat. Aku sangat tergesa-gesa hingga aku lupa membawa perbekalan air minum. Di tengah perjalanan aku haus sekali. Aku berjalan kaki lebih-kurang satu kilometer. Seketika aku berdoa dalam hati. Dengan penuh keyakinan, aku berharap ada orang yang memberiku air minum.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Jreng jreng...</em> tak berapa lama, ada dua anak kecil mengeluarkan berbungkus-bungkus paket makanan berisi air mineral, <em>snack</em> dan buah apel. Kebiasaan orang kaya di Saudi Arabia saat musim haji adalah membagikan makanan dan minuman kepada jamaah haji. Doaku diijabah dalam kesempatan dan waktu yang sangat <em>klik</em>, presisi, sesaat setelah aku dipertemukan dengan dua anak kecil itu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Sontak, aku pun menengadahkan tangan, bersyukur kepada-Nya.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Ya, Allah, betapa dekat Engkau di Tanah Haram ini.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Terimakasih Ya Allah, Tuhan yang Maha Memberi Rezeki.</em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<em>Alhamdulillah, Engkau tidak membiarkan dahagaku mengurat. </em></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku sadar, haji adalah momentum terbaik untuk ber<em>muhasabah</em><em>8</em>, momentum terbaik untuk merenungkan diri sendiri. Mencari tahu dan menyelami seberapa hina diri, seberapa kuat amal yang telah aku perbuat. Dan yang terpenting, mengukur seberapa besarkah kadar ikhlas dalam amalan-amalan itu.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Haji adalah ujian kesabaran dan keikhlasan. Aku bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baru yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku <em>blank</em> mengenai karakter dan tradisi mereka. Mau tidak mau, aku harus coba berinteraksi karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Aku membutuhkan mereka. Kami saling membutuhkan.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
Aku sadar, suatu waktu harus menemui kekurangan orang lain, menemui ketidakenakan, menemui kesakithatian, kesedihan, dan kemarahan. Meskipun demikian, aku kira semua benang merahnya hanya satu, yakni agar semua itu menjadi bahan pelajaran, menjadikan aku bersyukur atas kekuasaan Allah yang telah menciptakan begitu banyak karakter manusia. Dan membuat aku semakin bersyukur dengan hidupku[]</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<strong>Catatan Kaki:</strong></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
1 – Penginapan jamaah haji.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
2 – Perasaan ingin sesuatu yang terbersit dalam hati (Bahasa Tegal).</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
3 – Waktu Saudi Arabia.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
4 – Pintu Masjid Al-Haram paling populer dan favorit bagi jamaah haji.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
5 – Awalan khotbah Jumat yang berisi hamdalah.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
6 – Dzikir yang diulang-ulang ketika mengenakan pakaian ihram.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
7 – Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al Ansyari.</div>
<div style="line-height: 1.5em;">
8 – Merenung.</div>
</div>
</div>
</div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com2Mekkah Arab Saudi21.4166667 39.816666721.1801542 39.5008097 21.6531792 40.1325237tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-2373249521756215962012-08-01T19:14:00.000-07:002012-08-01T06:06:15.136-07:00BERDAGANG, MENGAKAR BAK AKAR WANGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengemis dan meminta belas kasihan orang lain, bisa menjadi sebuah alasan yang kuat bagi kaum papa apalagi umur sudah sangat lanjut. Namun, tidak dengan Suradiyanto (86 tahun), Keseharian beliau adalah berjualan akar wangi di emperan Supermarket ADA Siliwangi Semarang. Tubuhnya yang sudah sangat renta membuat tangannya bergetar saat memasukkan akar wangi ke tas plastik. Aku membelinya dengan harga seribu rupiah per ikat.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak tanggung-tanggung akar wangi yang dijualnya sengaja didatangkan dari Yogyakarta. Dia sendiri yang membawanya dari Gunung Kidul ke Semarang. Pasalnya di sanalah ia berasal dan beranak-pinak. Dua minggu sekali Pak Di begitu sapaannya baru pulang ke Jogja.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Laki-laki yang sudah berjualan akar wangi selama setahun ini mempunyai istri berumur 50 tahun. Mereka berasal dari Desa Parangan, Kecamatan Cemin, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kakek dari tujuh cucu dan lima orang anak ini mengawali usahanya berawal modal Rp. 400.000. Setiap dua minggu sekali pulang membawa laba penjualan Rp. 500.000 – Rp. 600.000.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saat ditanya apa alasan beliau di usia senja masih berjualan. Jawaban yang sangat sederhana meluncur dari mulut beliau, yakni mumpung masih sehat maka beliau bekerja menghidupi diri sendiri dan istri. Beliau tidak mau bergantung pada anak-anak. Sebelum berjualan akar wangi, beliau berjualan kerupuk di daerah Krobogan, Semarang.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila di Semarang, beliau menginap di Pasar Bulu yang saat ini sedang direnovasi total. Semangatnya yang luar biasa dalam berdagang membuatku semakin yakin dan kuat kemauan untuk belajar bergadang, berbisnis kalau perlu menjadi eksportir produk-produk alam yang melimpah ruah di Indonesia seperti akar wangi ini.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diambil dari situs resmi Kabupaten Pekalongan, Akar wangi yang biasanya diekstrak untuk diambil minyaknya mendapat julukan “golden java vetiver oil” dalam dunia perdagangan internasional. Minyak ini memiliki aroma yang lembut dan halus karena mengandung senyawa kimia yang disebut vetiverol. Minyak akar wangi secara luas digunakan untuk pembuatan parfum, bahan kosmetik, pewangi sabun, dan obat-obatan, serta pembasmi, dan pencegah serangga. Indonesia memasok 60% kebutuhan minyak asiri dunia. Volume ekspor minyak akar wangi menduduki posisi kedua setelah minyak nilam. </span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Akar wangi di Kabupaten Pekalongan selama ini telah dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan kerajinan pintal/tenun akar wangi yang dikombinasikan dengan benang. Sentra kerajinan tenun akar wangi di Pekalongan dapat dijumpai di Pakumbulan Kecamatan Buaran. Sedangkan potensi untuk mengusahakan sendiri tanaman akar wangi agar dapat diolah menjadi kerajinan tenun/pintal maupun menjadi minyak akar wangi masih belum umum dibudidayakan oleh masyarakat. </span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sedangkan yang dijual Pak Di hanyalah akar wangi yang sudah kering dan aneka kerajinan tangan berbahan baku akar wangi yang digunakan untuk pengharum sekaligus hiasan ruangan. Akar wangi ini dibentuk beraneka macam seperti gajah, kura-kura, kuda, dll.</span></div>
</div>
<div style="line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/136-artikel-pertanian/1479-potensi-ekonomi-akar-wangi-dan-julukannya-sebagai-qjava-vetiver-oilq-.html</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Wawancara 1 Februari 2012</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Rilis 1 Agustus 2012/12 Ramadhan 1433H</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-A6X30bXwiLk/UBkpsx1IB5I/AAAAAAAAAMo/UFPazAfBg5U/s1600/DSC00777.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-A6X30bXwiLk/UBkpsx1IB5I/AAAAAAAAAMo/UFPazAfBg5U/s1600/DSC00777.JPG" /></a></div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-pd6sxsg-ReI/UBiPew8_-eI/AAAAAAAAAMQ/A8aQPrGKV50/s1600/DSC00776.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-pd6sxsg-ReI/UBiPew8_-eI/AAAAAAAAAMQ/A8aQPrGKV50/s1600/DSC00776.JPG" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-1jVKDK78hXg/UBiO1yhL5NI/AAAAAAAAAMI/5lbgwso0OwM/s1600/DSC00778.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-1jVKDK78hXg/UBiO1yhL5NI/AAAAAAAAAMI/5lbgwso0OwM/s1600/DSC00778.JPG" /></a></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 16px; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-43697471119344265982012-06-12T07:27:00.000-07:002020-11-30T17:51:42.795-08:00Galau Musnah, Lulus Kuliah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Pengalaman paling mengesankan berinteraksi dengan situs jejaring khususnya Facebook adalah saat proses penyelesaian skripsi Teknik Informatika. Aku tinggal di kota kecil,kuliah di kampus kecil yang sarana dan kelengkapan referensi sangat terbatas.Komunitas IT pun belum berkembang sehingga sangat kesulitan menyelesaikan skripsi dengan ideal. Tidak ada teman seperjuangan yang mengangkat tema yang sama denganku. Referensi untuk bahan skripsiku belum aku temukan mendekati bulan ketiga deadline pengumpulan. Pasrah dan hampir pesimis. Sempat aku berpikir untuk memilih lulus tahun depan karena bahan-bahan yang aku butuhkan belum ketemu. Kakak angkatan belum pernah mengambil tema yang aku angkat. Di saat galau melanda, iseng saja aku tuliskanstatus di FB yang menanyakan adakah di antara facebookers semua yang mempunyai referensi e-learning?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Sambil membuka wall teman-teman, chating dan membaca beberapa artikel di catatan milik teman sejenak meredakan kegalauan dan kesedihanku. Malam sudah sangat larut,maka aku harus segera istirahat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Keesokan hari saat akan browsing, aku buka FB-ku lagi. Alhamdulillah ada secercah harapan yang membuatku kembali bersemangat menyelesaikan skripsi. Satu per satu teman ada yang merespon. Teman bimbelku saat jaman SMA yang kuliah IT di Yogyakarta mengirimkan email lengkap dengan lampiran skripsi tentang e-learning. Padahal kami belum pernah bertemu lagi sejak kelulusan SMA.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Keesokan harinya, seorang yang belum aku kenal merespon statusku itu. Katanya ia mempunyai buku referensi mengenai e-learning. Ternyata ia mahasiswa semester akhir jurusan TKJ salah satu kampus dekat kampusku. Janji pun kami buat untuk bertemu di Perpustakaan Daerah, akhirnya referensi aku dapat. Ia membeli buku itu di kota Cirebon.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Proses penyelesaian skripsi berjalan dengan lancar karena ada beberapa referensi tersebut. Meskipun demikian ternyata ujian menyelesaikan skripsi datang lagi,laptop yang baru saja aku beli tidak kompatibel dengan Sistem Operasi Windows XP. Padahal aplikasi e-learning itu serinya hanya kompatible dengan Windows XP.Bingung…</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Mau tidak mau aku browsing lagi mempelajari sendiri agar Moodle cocok dijalankan di Windows 7. “Hmm.. Ini akan membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya”,gumamku.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Waktupun berlalu. Belum selesai aku mempraktekkan instalasi tersebut, laptopku mengalami kerusakan di layar LCD, ada tiga garis merah di bagian bawah. Hmm.. lima bulan lagi masa garansi habis. Apa yang harus aku lakukan?</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Namun,ada saja jalan keluar yang diberikan Allah kepadaku. Saat online di FB, teman lama organisasi menyapa, menanyakan kabar dan nasib skripsiku.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
“Apa yang aku bisa bantu nih..? Yang jelas ga disuruh ngajarin komputer ya, soalnya komputer bukan keahlianku”, ketiknya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
“Mmm,apa ya..?”, jawabku.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Aha..!Tiba-tiba aku teringat. Aku pinjam laptop ia saja. OS-nya Windows XP. Aku jelaskan kesulitanku mengenai nasib laptopku dan masa <i>deadline</i> pengumpulan naskah skripsi. Tak disangka ia mengijinkan laptopnya aku pinjam selama tiga bulan. </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Tiga bulan berjibaku dengan program aplikasi Moodle dan naskah skripsi. Waktu pengumpulan pun tiba. Inilah yang bisa aku lakukan, aku merasa masih banyak kekurangan, belum sempurna. Berhubung hari itu adalah hari akhir pengumpulan,maka segera aku <i>print</i> laporannya hingga BAB V. Sesampainya di kampus dua pembimbing ternyata ada di tempat dan sedang rapat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Kuhela napas yang tersengal-sengal, memburu waktu yang menunjukkan 16.30 WIB. Sambil merenung dan berdoa, aku pasrahkan semuanya pada Allah. Pukul 17.00 rapat selesai, aku masuk menemui Pembimbing I dan II. Aku tunjukkan hasil kerjaku. Alhamdulillah mereka berdua menyetujui. Besok bisa mendaftar untuk ujian skripsi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
“Setelah kesulitan, ada dua kemudahan”. Kalimat itu selalu aku ingat dalam benak. Setiap kali berangkat ke kampus selalu aku ulang dalam hati bahwa aku harus lulus S1 pada tahun itu dengan IPK lebih dari 3,5. Itu adalah target pribadiku, tidak peduli apakah teman-temanku lebih baik dariku atau tidak. Maka, memang ada kemudahan di balik kesulitan. benar-benar aku buktikan!</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Akhir kesudahan yang baik. 4 Januari 2010 aku wisuda Teknik Informatika lulus dengan IPK 3,64. Alhamdulillah targetku terpenuhi. Dan yang membuat aku terperangah serta tak menyangka adalah ternyata aku menjadi mehasiswa terbaik kala itu. Padahal menurutku skripsiku masih jauh dari sempurna, dan masih banyak teman-temanku yang lain membuat skripsi yang super brilliant.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Hilang sudah rasa penat yang selama enam bulan lebih aku tanggung untuk menyelesaikan skripsi. Kurangnya referensi, laptop bermasalah seakan hilang karena bantuan teman-teman yang tadinya jauh seakan dekat dengan Situs Jejaring Facebook.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
<b>Ada beberapa Tips dari saya untuk mencapai kesuksesan dengan bantuan situs jejaring :</b></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
1.Hindari menulis status berupa umpatan, keluh kesah atau hal negatif lainnya.Misalnya seperti ini : “Ihh.. bete buanget, lepi ngadat, skripsiku molor deh…”</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Status itu diibaratkan dengan doa. Orang-orang yang membaca status kita secara tidak langsung semakin memperkuat hal itu, skripsi bisa benar-benar molor. Jangan sampai deh!</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
2.Gunakan kata-kata yang optimis, seperti : “Semoga lepiku lekas sembuh ya… Biar skripsiku jalan terus dan lulus dengan IPK memuaskan. ^_^ ”</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Kata Prof. Yohanes Surya dalam bukunya “Mestakung”. Artinya adalah Semesta Mendukung. Apa yang kita pikirkan dan ucapkan itu akan kembali kepada kita dan mendapat dukungan dari alam semesta. Entah itu baik atau buruk.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
3.Tuliskan status yang meminta umpan balik atau pendapat dari teman-teman. Misalnya : “Eh, ada yang tau cara install Moodle di Windows 7? Aku lagi kesulitan nih…”</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
Tulisan ini lolos Sayembara Kepenulisan "Menghalau Galau Lewat social Media" yang diselenggarakan oleh BelajarMenulisGratis.com (BMG), 31 Mei 2012.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
<a href="http://www.facebook.com/notes/yustia-hapsari/galau-musnah-lulus-kuliah/592368937448737#" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;"></a><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.penulislepas.com%2Fpengumuman-hasil-seleksi-audisi-buku-bmgers-menghalau-galau-lewat-social-media&h=nAQE46vqm&s=1" rel="nofollow" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;" target="_blank">http://www.penulislepas.com/pengumuman-hasil-seleksi-audisi-buku-bmgers-menghalau-galau-lewat-social-media</a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
--Terima kasih buat para pembimbing (Pak Bangkit dan Pak Andi),teman-teman (Fadya, Chanif, Mas Zam) yang telah membantuku menyelesaikan skripsi..^_^ </div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
--Mengenang masa lalu, bejibaku dengan program komputer, literatur dan bimbingan.. "Semangat selesaikan tesis ya...! Semoga ilmunya benar-benar bermanfaat untuk agama dan bangsa di dunia dan akhirat..^_^", kata hatiku. (he he)</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
--Buat yang lagi menyelesaikan TA maupun skripsi, keep spirit, kalian pasti bisa!!</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px;">
--Buat yang sudah lolos ujian TA maupun skripsi, saya ucapkan,"Barakallah... Selamat menatap masa depan yang jauh lebih cerah..^_^"<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-wZuD51NIsLA/UYe_ADNJ03I/AAAAAAAAAQE/U_f_s_s5dRo/s1600/Halau+Galau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-wZuD51NIsLA/UYe_ADNJ03I/AAAAAAAAAQE/U_f_s_s5dRo/s320/Halau+Galau.jpg" width="243" /></a></div>
</div>
<span class="photo " style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.5px; padding: 0px;"></span></div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-69578078128011932102012-03-27T07:04:00.000-07:002012-07-20T16:50:24.284-07:00Fantasi Mbah Kakung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-HLqHeQ6G9vM/UAnuXYcJXdI/AAAAAAAAAL4/Rl8ARQVGknA/s1600/DSC00834.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-HLqHeQ6G9vM/UAnuXYcJXdI/AAAAAAAAAL4/Rl8ARQVGknA/s320/DSC00834.JPG" width="320" /></a></div>
Apa yang ada di benakmu mengenai
sosok seorang kakek? Menemanimu saat bermain dan belajar? Menceritakan dongeng
atau kisah perjuangan? Diskusi mengenai makna hidup? Hmm, mungkin idealnya
seperti itu. Namun, aku belum pernah merasakan hal yang demikian. Pasalnya ayah
dari ibuku telah meninggal sebelum ibuku menikah. Ayah bapakku meninggal di
saat aku masih kecil. Setidaknya aku pernah melihat sosok kakek dan merasakan
mempunyai kakek. Tidak ada kenangan indah bercengkrama bersama kakek, hanya
sebatas bertemu, salam dan mencium tangannya kala bersilaturahim ke rumah
beliau. Maklum, aku cucu ke sekian dari bapakku yang anak kelima dari sembilan
bersaudara. Kata bapak, kakekku adalah seorang veteran perang. Sebenarnya aku
ingin mendengar sendiri seperti apakah kisah perjuangan melawan penjajah dari
mulut kakekku sendiri, namun apa daya kakekku sudah sangat tua dan
sakit-sakitan. Kami sekeluarga memanggil beliau dengan sebutan<i> Mbah Kakung.</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baru-baru ini, aku menemukan
sosok <i>Mbah Kakung</i> yang seperti di
dalam benakku. Sosok kakek yang menceritakan kisah hidupnya, mengajariku
tentang makna hidup dan arti sebuah perjuangan. Bahkan beliau menginspirasiku
untuk selalu menuliskan setiap peristiwa yang dialami. Ada yang bisa menebak?
Ya betul! Beliau adalah SN. Ratmana. Seorang saksi sejarah sekaligus penulis
yang produktif meskipun di masa tua. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menjadi penulis besar yang
tulisannya dibaca banyak orang, menginspirasi dan mampu mengubah dunia
merupakan cita-cita bagi sebagian orang. Termasuk diriku. Namun untuk menjadi
seorang penulis yang idealis itu, tentu membutuhkan banyak jam terbang. Tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Butuh latihan berulang, terus menerus,
setiap hari harus menulis. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun, ada rasa yang tidak kalah
menyenangkan ketika membantu seorang Penulis besar yang karyanya diakui secara
nasional, sastrawan era 60-an yang saat ini berumur 76 tahun. Beliau adalah SN
Ratmana. Kebetulan rumah beliau masih satu kelurahan dengan tempat tinggalku.
Beliau juga menjadi salah satu Pembina di organisasi Kepenulisan di Tegal.
Sebuah wujud bakti dan penghargaan generasi muda atas karya-karya beliau di
masa lampau. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tren industri penerbitan saat ini
tentu berbeda dengan tren penerbitan di kala beliau masih muda. Tren saat ini
seputar tulisan catatan perjalanan seperti karya-karya Triniti, percintaan
religi yang digaungi Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El Shirazi dan novel
motivasi yang diawali oleh Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi. Tulisan beliau
yang terakhir yang dirampungkan tahun 2009 harus kandas gagal terbit pada salah
satu penerbit besar. Harapan untuk menerbitkan buku di kala umur beliau sudah
tidak muda lagi, pandangan pun sudah mulai kabur apalagi ditambah ingatan yang
mulai memudar tentu menjadi sebuah kebahagiaan yang tak terkira rasanya. Mencontoh pola penerbitan Indie yang telah
dilakukan FLP Tegal lewat Kumpulan Cerpen “Akulah Pencuri Itu”, SN. Ratmana
berminat melakukan hal yang sama pada naskahnya yang berjudul “Lolong, Lelaki
Lansia”. Naskah ini terdiri dari sebuah Novelet yang berlatar belakang di
sebuah desa di Kabupaten Pekalongan bernama desa Lolong pada era 1940-an dan
sepuluh cerpen yang berkisah tentang potret kehidupan seorang lelaki tua dengan
segala suka dukanya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sosok <i>Mbah Kakung</i> yang satu ini begitu menginspirasiku untuk terus
mencatat setiap peristiwa yang dialami. Bisa jadi suatu saat catatan peristiwa
itu akan bermanfaat di masa depan dan menjadi sebuah pelajaran yang berharga
bagi anak cucu. Peristiwa yang dituliskan tentu akan lebih abadi daripada hanya
sekedar diceritakan saja. Maka, menemani beliau berkunjung menemuni Kepala
Dinas Pendidikan Kota Tegal yang mantan murid beliau, bersama beberapa teman
juga menghadiri audiensi Pemerintah Kota Tegal yang diwakili oleh Wakil Walikota
Tegal, Habib Ali Zaenal pun aku lakukan dengan senang hati. Meski, di
tengah-tengah kesibukan kami belajar dan bekerja. Cara belajar yang paling baik
kepada seorang penulis besar ini adalah dengan mengikuti pola hidup beliau. Energi
dan semangat juang beliau secara tidak langsung akan tertransfer menjalar pada
pikiran dan hatiku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semoga suatu saat nanti aku dapat
menjadi penulis yang mencerahkan yang menuliskan setiap peristiwa dengan cara
yang khas. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semarang, 27 Maret 2012</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kado spesial untuk Milad <i>Mbah</i> SN. Ratmana ke-76 (6 Maret 2012) </div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0Tegal, Indonesia-6.8666667 109.1333333-6.9297257 109.0543693 -6.8036077 109.2122973tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-58516356919142596772012-02-29T22:30:00.000-08:002012-03-27T07:04:44.850-07:00KAYA DENGAN EKSPOR BESEK<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada sebuah cerita menakjubkan
dari seorang eksportir ternama, Andi
Susilo. Ia pernah mempunyai pengalaman mengekspor <i>besek</i> seberat satu ton ke Belanda!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Hah?! <i>Besek</i>?, untuk apa pak?”, tanyaku menyela ceritanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Lha iya, <i>besek</i> lho mba. Padahal jaman sekarang banyak tempat makanan yang
bisa menjaga kualitas makanan seperti <i>Tupperware</i>.
Tapi mereka lebih senang menggunakan <i>besek.</i>
Aneh kan ? Ceritanya gini. Orang Belanda itu merasakan manfaatnya <i>besek</i> sebagai tempat menyimpan rempah-rempah.
Aroma rempah-rempahnya masih bertahan lama bahkan bertahun-tahun. Sebab dulu
mereka diwarisi rempah-rempah oleh nenek moyang yang menjajah Indonesia.
Rempah-rempah itu disimpan di dalam <i>besek</i>.”
ujar lelaki yang menggeluti ekspor-impor sejak 1998.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Cerita itu keluar begitu saja
mengalir dari mulut beliau saat aku memberanikan diri bertanya pada penulis
“Buku Pintar Ekspor-Impor” ini. Kesempatan ini terjadi di Pesta Buku Gramedia
Pandanaran (2/2/2012). Di sana digelar talk show salama satu jam di panggung
kecil di sela-sela pengunjung berlalu lalang melihat buku-buku yang diobral
mulai dari Rp. 10.000. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku merasa ini adalah sebuah
jawaban dari Allah atas keinginanku menjadi eksportir produk-produk khas
Indonesia suatu saat nanti.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Besek </i>adalah sebuah tempat berbentuk kubus yang dibelah dua terbuat
dari bambu yang diiris tipis. Biasanya digunakan untuk tempat rempah-rempah
atau makanan. Namun, saat ini kurang begitu populer akibat berdatangan
produk-produk tempat makanan berbahan plastik yang dari segi bentuk dan
tampilannya lebih menarik. <i>Besek</i> pun
kalah <i>prestise</i>.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pertanyaan yang aku lontarkan
saat MC memberi kesempatan adalah mengenai motivasi dan alasan beliau
menggeluti ekspor-impor. Dijelaskan bahwa semua berawal dari sebuah keheranan
kepada sang kakak. Mengapa ia lebih memilih ekspor-impor dalam memulai
usahanya. Ternyata pada tahun 1998 saat terjadi krisis moneter pertanyaan itu
terjawab. Pada tahun itu banyak perusahaan bangkrut, karyawan di-PHK, namun
usaha ekspor kakaknya tetap saja berjalan malah mendapatkan keuntungan yang
lebih banyak akibat kurs dollar yang menguat berkali lipat terhadap rupiah.
Sejak saat itu Andi Susilo memberanikan diri menjadi eksportir.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ternyata menjadi eksportir itu
gampang-gampang susah. Apapun bisa kita ekspor. Indonesia kaya akan kekayaan
alam yang tidak ada di luar negeri. Contohnya adalah <i>besek</i> yang baru saja diceritakan. Contoh produk lain adalah
sayur-sayuran. Seperti yang dilakukan pengusaha <i>nyentrik </i> Bob Sadino. Ia
hanya mengekspor terong ke Jepang. Namun, jangan salah, yang ia kirim satu ton
setiap harinya. Untuk menembus pasar ekspor Jepang pun bukan main sulitnya.
Jepang sangat memperhatikan kualitas. Jadi kualitas itu nomor satu. Kemudahannya
adalah kita bisa mendapatkan produk-produk tersebut dalam jumlah banyak dan
murah-meriah tentunya. Aku sempat nyletuk “trasi” saat Pak Andi tanya kelak aku
ingin mengekpor apa. Ubi, ketela pohon alias pohung (kata orang Semarang) alias
bodin (kata orang Tegal) juga bisa menjadi komoditas ekspor yang menggiurkan.
Di Mekah harga ketela pohon bisa mencapai 15 Riyal sekilo lebih mahal dari sekilo
ikan yang hanya 10 Riyal. Selain <i>besek, </i>Pak
andi pun pernah mengekpor daun pisang ke Belanda. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Salah satu usaha yang terbukti
mampu bertahan pada saat krisis ekonomi adalah sektor usaha kecil dan menengah
(UKM). Sektor prioritas seperti kerajinan, sandang, peternakan, perikanan,
pertanian, perkebunan, serta makanan dan minuman, perlu dikembangkan dengan
pertimbangan tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar
ekspor. Potensi sumber daya alam dan tenaga kerja sangat memungkinkan
penggarapan sektor ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pasar luar negeri masih sangat
terbuka dalam menyerap hasil-hasil produksi dalam negeri, terutama untuk usaha
kecil. Dengan perluasan pasar akan mendongkrak kapasitas produksi yang jika
digarap dengan benar sangat besar peluangnya untuk mendapatkan keuntungan.
Sebaliknya, masuknya produk-produk tertentu dari luar negeri (impor) dengan
harga jauh di bawah harga produk-produk dalam negeri merupakan peluang bagi
pengusaha untuk mendatangkannya ke Indonesia, baik berupa produk sebagai bahan
baku untuk diolah maupun barang jadi untuk langsung dipasarkan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Buku Pintar Ekspor-Impor” ini
menjelaskan secara ringkas tentang jenis-jenis transaksi yang bisa dilakukan,
produk-produk yang bisa diperdagangkan, tata cara pelaksanaannya, regulasi yang
mengaturnya, serta pola dan jenis-jenis pembayarannya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semarang, 29 Pebruari 2012</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal">
Refreshing di sela-sela pusing dengan tugas..^_^</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-8dP6E8tAiMs/T0-BpVHa47I/AAAAAAAAAKg/vaBHb11dPh8/s1600/besek+merah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="171" src="http://2.bp.blogspot.com/-8dP6E8tAiMs/T0-BpVHa47I/AAAAAAAAAKg/vaBHb11dPh8/s200/besek+merah.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Wj6_O_85SIE/T0-B1xehmwI/AAAAAAAAAKo/6_GcP8yYRdg/s1600/DSC00780.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="http://4.bp.blogspot.com/-Wj6_O_85SIE/T0-B1xehmwI/AAAAAAAAAKo/6_GcP8yYRdg/s200/DSC00780.JPG" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-78766064999406470272012-02-19T01:36:00.000-08:002012-02-22T01:38:50.523-08:00FLP Tegal SelfPublishing Terbitkan Karya SN.Ratmana, Kok Bisa?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-LEiR9b6-oQo/T0S3frUcasI/AAAAAAAAAKU/qI3gpyF3fI8/s1600/DSC00445.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-LEiR9b6-oQo/T0S3frUcasI/AAAAAAAAAKU/qI3gpyF3fI8/s320/DSC00445.JPG" width="240" /></a></div>
Berawal dari kunjungan kami (FLP
Tegal) untuk meminta koreksi atas karya-karya yang hendak kami terbitkan.
Kemudian beliau memberikan bocoran bahwa sebentar lagi buku beliau akan
diterbitkan oleh salah satu penerbit terkenal. Buku itu terdiri dari novelet
dan kumpulan cerpen berjudul “Lolong, Lelaki Lansia” Berkisah mengenai sebuah
keluarga yang mengungsi akibat agresi militer Belanda I tahun 1947. Kemudian
mengangkat sebuah fakta sejarah yang tersembunyi dari sebuah desa di Pekalongan
bernama Lolong. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Kalau Lelaki Lansia maksudnya
apa pak?”, tanya salah satu dari kami.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Itu adalah kumpulan cerpen yang
saya tulis sewaktu saya sudah pensiun”, jawab beliau.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Oo..”, serentak bibir kami
membulat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Semoga lekas terbit ya, pak”.<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa waktu kemudian saat kami
bersilaturahim lagi untuk mengantar naskah kumpulan cerpen kami yang sudah
diterbitkan berjudul “Akulah Pencuri Itu”, tidak disangka beliau mengejutkan
kami dengan berita batalnya buku beliau terbit. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Hmm, kok bisa seorang sastrawan karyanya ditolak penerbit?”</i>,
gumamku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Alasannya apa pak, kok
ditolak?”, tanya salah satu dari kami.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Katanya ceritanya kurang
menjual. Saat ini bukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">trend</i>nya
kisah sejarah”, jelas Pak Suci, begitu kami memanggilnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemudian obrolan berlanjut. Pak
Suci menanyakan cara kami bisa menerbitkan kumpulan cerpen “Akulah Pencuri Itu”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kami menjelaskan bahwa kami
menerbitkan secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">indie</i>. Artinya
kami harus punya modal sendiri untuk membiayai percetakan. Pasalnya, kumpulan
cerpen tidak menjadi prioritas penerbit saat itu, yang lebih diutamakan novel.
Kami meminjam uang di bank dulu kemudian angsurannya kami cicil setiap bulan
digotong sepuluh orang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Biayanya berapa?, tanya Pak
Suci.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Waktu itu tujuh juta untuk 500
eksemplar”, jawab Ali Irfan, Ketua FLP Tegal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Oh.. saya mau seperti itu”,
tukas beliau. “Saya hanya ingin karya ini terbit, meskipun saya harus
mengeluarkan uang”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Singkat cerita FLP Tegal membantu
beliau menerbitkan “Lolong, Lelaki Lansia”. Naskah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">hardcopy</i> beliau pinjamkan kepada kami. Bisa dikatakan modal nekat,
dan niat tulus membantu sang Sastrawan yang kami daulat untuk menjadi Pembina
FLP Tegal. Hal ini juga merupakan wujud perjuangan kami sebagai generasi muda
yang tidak lagi membawa bambu runcing maupun bedil namun dengan tulisan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rapat segera diadakan. Konsep
penerbitan pun dicetuskan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Publishing for
Charity”,</i> penerbitan untuk amal. Seribu eksemplar dicetak, 500 disumbangkan
ke sekolah-sekolah di kota Tegal dan sekitarnya, 500 dijual.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i>Ilustrasi dibuat oleh salah satu
anggota FLP Tegal bernama Septi Ade. Redaksi proposal dibuat oleh Ali Irfan,
Ketua FLP Tegal. Endorsement dibuat oleh Eri Fitniati, Divisi HRD, desain
proposal dibuat oleh Endirah Eka Ningrum, Divisi Support, surat menyurat oleh
Yustia Hapsari, dan penyebaran proposal oleh Dwi Puspa, Sutono Adiwerna, Anis
Nurani dan Ragil Mustika Sari. Sedangkan penerbitan kami percayakan pada Afifah
Afra (Ketua FLP Jateng, sekaligus Direktur
PT. Indiva Media Kreasi). Berhubung Indiva bukanlah penerbit <i style="mso-bidi-font-style: normal;">indie</i>, maka diusulkan nama FLP Tegal
SelfPublishing sebagai penerbit buku “Lolong, Lelaki Lansia”. Estimasi dana
yang dikeluarkan 7,5 juta untuk 1000 eksemplar. Sebisa mungkin pak Suci jangan
mengeluarkan uang sepeserpun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Waktu terus bergulir, penyebaran
proposal dilakukan. Namun, penggalangan dana ini kurang maksimal, tidak
berjalan mulus, semulus jalan yang baru diaspal. Kami membutuhkan waktu yang
lama akibat kesibukan kami masing-masing : bekerja, mengajar, kuliah. Ditambah
dengan adanya agenda FLP Tegal yang lain yakni BaKar SaTe (Bahas Karya Sambil
Telah) setiap sebulan sekali. Tiga bulan
lamanya proses penggalangan dana dilakukan, namun dana yang diperoleh masih
jauh dari yang dibutuhkan. Maka, akhirnya pak Suci pun meminjamkan uangnya
sebesar lima juta kepada FLP Tegal, kekurangannya diambil dari dana sponshor
dan donatur. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bismillah..</i> Akhir tahun
2011, buku “Lolong Lelaki Lansia” naik cetak. Awal 2012 buku telah sampai di
sekretariat. Adapun sponshor yang turut mensukseskan penerbitan ini antara lain
Cosmo GPS, Bank Syariah Mandiri, Percetakan Kejambon, La Tansa Muslim Outlet,
dan BMT BUM. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rapat kembali diadakan untuk
membahas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">launching</i>. Ditetapkan
tanggal 12 Februari 2012 sebagai waktu pelaksanaannya karena berdekatan dengan
ulang tahun FLP secara nasional yang jatuh pada tanggal 22 Februari dan agar
dilakukan sesegera mungkin sesuai dengan
permintaan Pak Suci.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Proses <i style="mso-bidi-font-style: normal;">launching</i> pun melibatkan Dinas Pendidikan Kota Tegal untuk
menyebarkan surat ke sekolah-sekolah, yang berisi undangan untuk menghadiri <i style="mso-bidi-font-style: normal;">launching</i> dan penawaran pembelian buku
tersebut. SN. Ratmana pun turun tangan untuk mendatangi sendiri Kepala Dinas
Pendidikan Kota Tegal yang kebetulan adalah mantan murid beliau. Surat Permohonan Audiensi pun dilayangkan
agar mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Tegal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tanggal 24 Januari 2012, kami
mendapat tanggapan dari Pemerintah Kota Tegal yang waktu itu diwakili oleh
Wakil Walikota Tegal, H. Habib Ali Zaenal, SE. Dalam audiensi bapak Wakil
mengundang perwakilan dari Dinas Pendidikan, Bagian Umum dan DPPKAD. Semua
diundang secara bertahap untuk menjelaskan seberapa besar pemerintah kota Tegal
bisa membantu launching buku setebal 234 halaman itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara garis besar pemerintah
kota Tegal sangat mendukung terbitnya karya warga Tegal, apalagi sekelas
sastrawan. Namun, panitia yakni FLP Tegal harus mempunyai dana talangan dahulu
untuk biaya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">launching k</i>arena menurut
Peraturan Mendagri yang baru bahwa untuk mendapatkan alokasi dana dari APBD
maka lembaga pemohon harus mengajukan satu tahun sebelumnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan mengandalkan sisa
penggalangan dana penerbitan yang hanya satu juta sekian, kami optimis
melangkah. Meskipun dana yang ada tidak akan cukup untuk membayar snack, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">back drop</i>, akomodasi pembicara dan
keperluan lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa teman pun didaulat untuk
menjadi pengisi acara seperti Teater Gemblong, Shinta ArDjahrie (FLP
Purwokerto) menjadi MC. Pak Suci menginginkan Prof. Abu Su’ud (Mantan Guru
Besar UNNES) menjadi pembedah buku beliau. Sedangkan FLP Tegal menunjuk Kurnia
Effendi (Cerpenis asal Slawi) untuk menjadi pembedah kedua atas usulan Shinta.
Pak Suci menginginkan adanya pembacaan salah satu penggalan cerpen atau novel.
Terpilihlah cerpen “Tasini” untuk dipentaskan oleh Teater Gembolng dan Bab IV
dari novel untuk dibacakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tulisan-tulisan dan promo
penjualan sebelum peluncuran pun digencarkan. Road Show di beberapa radio di
kota dan kabupaten Tegal pun dilakukan, yakni : Sebayu FM, RCA FM dan Pertiwi
FM. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Detik-detik Launching “Lolong,
Lelaki Lansia” pun dimulai. Tampak peserta dari perwakilan sekolah berdatangan
di Pendopo “Ki Gedhe Sebayu” Kota Tegal. SN. Ratmana pun datang awal, disusul
Prof. Abu Suud dan Kurnia Effendi. Bazar buku pun disiapkan yakni “Lolong,
Lelaki Lansia” (FLP Tegal SelfPublishing), “Sediman Senja” (Gramedia), “Akulah
Pencuri Itu” (Indie Publishing) dan Who Wants to be A Briliant Writer (Gizone
Books). </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Satu hal yang dapat kami petik
dari rangkain peristiwa penerbitan “Lolong, Lelaki Lansia” ini adalah bahwa ini
semua berkat sebuah keinginan kuat SN.Ratmana yang ingin menerbitkan sebuah
kisah sejarah demi bekal anak-cucu. Mestakung – “Semesta Mendukung”, begitu
kata Prof. Yohanes Surya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tahukah Anda? Ada sebuah rahasia
di balik ini semua. Keistiqomahan SN.Ratmana dalam menjalankan sholat tahajud. Hal
ini terkuak saat obrolan santai menunggu SKPD lain datang, audiensi 24 Januari
silam. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Habib Ali berkata,”Tempo lalu
pukul tiga dini hari saat saya hendak pergi ke luar kota saya melihat Pak Suci kalau
tidak salah, berjalan memakai baju koko, sarung dan kopiah. Akan kemana Bapak?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Saya memang sering jalan-jalan
dulu setelah sholat tahajud sambil menunggu adzan Subuh berkumandang”, jelas
Pak Suci dengan suaranya yang lirih. <br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tegal, 19 Februari 2012</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Yustia Hapsari, Sekretaris FLP
Tegal.</div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-10733217475533600782011-11-24T00:26:00.001-08:002011-11-24T01:02:26.737-08:00Botol Plastik Menggelitik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
Ada sebuah kisah yang mengesankan serta menggelitik dari sebuah botol
plastik. Kisah ini terjadi saat aku pergi bersama bude untuk sholat
Isya bersama. Maktab bude hanya 100 meter dari maktabku, sehingga di
Madinah ini sebisa mungkin menghabiskan waktu bersama bude. Pasalnya aku
berangkat melalui Kota Tegal dan Bude telah berangkat lebih dahulu
melalui Kota Semarang. Kejadiannya di sebuah kedai di dekat pelataran
Masjid Nabawi. Usai sholat Isya aku dan bude membeli segelas teh panas.
Udara malam itu dingin sekali. Kami menikmati teh yang disajikan di
cangkir yang terbuat dari kertas sekali pakai. Usai menikmati teh
hangat, bude akan membeli air panas pesanan teman sekamar beliau yang
sedang tidak enak badan. Beliau ingin membuat teh hangat di Maktab yang
di sana tidak disediakan fasilitas air panas. Bude telah menyiapkan
botol plastik bekas tempat air mineral.<br />
Berhubung aku tidak fasih
berbahasa Arab, maka dengan sedikit bahasa Inggris dan isyarat aku
mengatakan butuh air panas untuk dimasukkan di botol plastik itu. Para
pedagang di Mekah maupun Madinah juga familiar dengan Bahasa Inggris.
Kemudian penjual malah memberi kami air panas dalam gelas kertas. Namun
bude menolak. Sekali lagi dengan isyarat kami menginginkan air panas
dimasukan ke botol plastik itu. Mereka malah memberi kami sebotol air
mineral yang masih utuh. “Its free”, kata mereka.<br />
“No, no”, kata bude.<br />
“Hot water into this botol !”, kataku.<br />
“Its not good for healty”, jawab mereka.<br />
Akhirnya
bude memutuskan tidak jadi membeli air panas itu. Sepanjang jalan
menuju maktab bude, ada rasa kesal karena pemintaan tidak terpenuhi
namun akhirnya kami tertawa terpingkal-pingkal. Kami menyadari bahwa
ternyata kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan bagi masyarakat
Arab Saudi sudah menyeluruh. Penjual makanan di pinggir jalan pun
memperhatikan kesehatan dan kebersihan makanan yang disajikan. Mereka
sudah mengetahui cara penggunaan kemasan plastik yang aman yakni tidak
untuk tempat air panas atau makanan panas. Polimer pada plastik akan
larut dan bercampur pada makanan atau minuman. Dampaknya polimer plastik
tersebut tidak dapat diurai oleh tubuh manusia, mengendap dan akan
menjadi pemicu sel-sel kanker. Pantaslah ada perawat yang bekerja di
Rumah Sakit Pusat di Jeddah mengatakan bahwa sangat jarang terjadi kasus
penyakit kanker di Arab Saudi.<br />
Kabarnya pemerintah Arab Saudi
sangat ketat dalam pengawasan peredaran makanan mulai dari bahan-bahan
utama, pendukung dan bahkan sampai pada pembungkusnya. Membeli makanan
ringan di sana seperti keripik kentang benar-benar terjaga kesehatannya.
Aku perhatikan komposisinya hanya kentang dan garam tidak ada MSG
(Monosodium Glutamat) seperti pada kebanyakan makanan yang ada di
Indonesia.<br />
Jika dibandingkan dengan Indonesia, budaya hidup sehat
sangat kurang. Betapa banyak orang yang dengan alasan praktis
menggunakan pembungkus plastik untuk tempat makanan maupun minuman
panas. Bakso dan teh panas. Kelihatannya praktis namun jika kebiasaan
itu dilakukan terus menerus maka timbunan polimer plastik akan mengendap
pada tubuh dan memicu pertumbuhan sel-sel kanker. <br />
<br />
**Tulisan ringan ini terbentik dari rasa keprihatinan akan maraknya penyakit kanker di Indonesia.<br />
**
Buat yang sedang sakit, semoga Allah mengangkat penyakit mereka,
khususnya untuk dua orang temanku yang sedang diuji dengan tumor.<br />
** Buat jamaah Haji yang sedang melakukan Arbain di Madinah, semoga sehat selalu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-in2YR4Ce8vc/Ts4AnrSD9RI/AAAAAAAAAJk/d9CQG4vIgwA/s1600/DSC00307.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-in2YR4Ce8vc/Ts4AnrSD9RI/AAAAAAAAAJk/d9CQG4vIgwA/s320/DSC00307.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-7381877736612772722011-10-13T00:13:00.000-07:002011-11-24T05:52:28.177-08:00Nasi Pesek Menggoyang Ponggol Setan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-u-SrM95wi3I/Ts3_cRXRinI/AAAAAAAAAJc/vQyFOvDrXgM/s1600/DSC00666.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-u-SrM95wi3I/Ts3_cRXRinI/AAAAAAAAAJc/vQyFOvDrXgM/s320/DSC00666.JPG" width="240" /></a></div>
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<br />
<div class="mbl notesBlogText clearfix">
<div>
<div style="text-align: justify;">
Rabu malam beberapa pekan kemarin aku niatkan untuk menjajal masakan yang satu ini. Pasalnya namanya itu lho, <i>bikin </i>penasaran banget. "Apa yang punya warung hidungnya pesek? he he", gumamku dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pukul
19.30 sepulang dari mengajar, tidak biasanya aku melewati Jalan Dewi
Sartika, Pesurungan Kidul. Cukup mudah menemukan tempat <i>mangkal </i>Nasi Pesek, letaknya di sebelah timur jalan, sebelah utara Politeknik Tegal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun gerobak itu kecil namun yang beli <i>nguantri</i>,
membuatku semakin tambah penasaran. Kini giliranku dilayani. "Satu
dibungkus mba. Berapa?", tanyaku. "Rp. 2.500, mba", jawab pembeli.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kulihat
aneka lauk yang disajikan ada sambal goreng tempe, urab, sambal goreng
telur, sambal goreng ayam, tempe goreng dan terakhir ikan asin. Aku
pilih tambahan tempe goreng saja. Standar lauk Nasi Pesek yakni sambal
goreng tempe, urab dan ikan asin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kedai ini hanya buka malam hari,
kurang lebih sampai pukul 22.00. Setiap harinya mampu menghabiskan
beras seberat 34 Kg. Omset yang didapat per hari terhitung lumayan untuk
ukuran usaha kecil yakni Rp. 550.000. Keuntungan bisnis makanan
biasanya separuh dari omset. Banyak mahasiswa yang menjadi pelanggan
tetap kuliner ini. Di samping harganya yang terjangkau, rasanya pun
nikmat tidak kalah dengan Ponggol Setan yang telah lama berkibar di Kota
Tegal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di rumah, segera aku santap nasi pesek yang membuat air liurku mengucur. Hmm.. <i>suedepe poll</i>... <i>Gesek</i>nya itu lho... ^_^</div>
<span class="photo_left"><span class="caption"><br /></span></span><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/306460_2294563617320_1645958016_2268052_1617492929_a.jpg" /><span class="caption">Penjual sedang melayani pembeli</span></span><br />
<span class="photo_center"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/319166_2294574737598_1645958016_2268055_463330606_a.jpg" /><span class="caption">Nasi, sambel goreng tempe, gesek (ikan asin), urab plus tempe goreng</span></span></div>
</div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-7974592628199655052011-09-26T19:42:00.000-07:002011-11-24T00:10:41.543-08:00Jalan-jalan ke Puswil Riau yang Megah dan Nyaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-xEc0fHTV4eQ/Ts37xRcAddI/AAAAAAAAAJU/W9L411HM8PA/s1600/DSC00595.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-xEc0fHTV4eQ/Ts37xRcAddI/AAAAAAAAAJU/W9L411HM8PA/s320/DSC00595.JPG" width="320" /></a></div>
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<div style="text-align: justify;">
Jam di dinding menunjukkan 14.00 WIB. Segera aku berpamitan dengan Bapak dan Ibu untuk mengunjungi sebuah perpustakaan yang konon termegah di Indonesia. Aku pakai jaket, menstarter motor dan berangkat dengan hati penuh keriangan. <i>“Hmm, kayak apa sih, perpus itu”</i>, gumamku. Kususuri jalan keluar komplek perumahan Dinas yang bersebelahan dengan sebuah Lembaga Pemasyarakatan, kemudian keluar dari Kelurahan Tangkerang, Pekan Baru. “Ups, bensin menipis, dimana ada POM Bensin?, tanyaku dalam hati. Entahlah, yang penting jalan saja. Tiba-tiba hujan mulai turun. “Aha, ada penjual bensin ecer. Sekaliyan berteduh deh”. Aku menepi, masuk ke tempat penjualan helm dan bensin. Hujan semakin deras.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menunggu sebentar, berharap hujan akan reda. Sambil menunggu aku bertanya dua orang gadis yang sedang mengobrol. Tekadku sudah bulat, siang ini aku harus ke Puswil, tidak ada waktu lagi sebab besok aku harus pulang ke Tegal. Maka aku langsung tancap gas, walaupun masih hujan. Aku ikuti petunjuk jalan yang diberikan dua gadis tersebut. Sepanjang jalan hujan, namun <i>Alhamdulillah</i>, di daerah Puswil reda. Sama sekali tidak hujan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Subhanallah</i>, takjub aku melihat kemegahan gedung Perpustakaan Wilayah ini. Aku parkirkan motor, melepas jaket yang basah dan mulai ambil gambar relief kebudayaan Melayu yang terpahat agung nan cantik di dinding bagian samping gedung. Berikutnya aku mulai masuk. Di lantai bawah ada cafeteria yang dilengkapi hot spot, arena baca anak-anak yang sangat menyenangkan, berwarna-warni, ruang informasi, rak penitipan tas, ruang baca koran, pojok PLN dan ruang internet gratis terdiri dari 10 PC.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memilih duduk di cafeteria. Tujuanku untuk surfing internet. Setelah beberapa detik duduk, datang seorang wanita yang menawari makan dan minum. Banyak menu yang ditawarkan. Nasi goreng, mie goreng, kwetiau, roti bakar dan aneka minuman hangat serta dingin. Berhubung agak lapar dan kedinginan aku memesan roti bakar dan coklat hangat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kubuka netbook, sesaat kemudian hujan turun dengan deras. Pesanan pun datang. Hmm.. nikmat sekali suasana siang menjelang sore ini. Pemandangan di luar gedung tampak jelas sekali terlihat karena pembatas ruangan seluruhnya adalah kaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak eksekutif muda dan pelajar yang duduk menikmati sajian dan bercengkrama dengan rekan-rekan di cafe ini. Bahkan ada yang membicarakan proyek-proyek bisnis. “Ini pak, berkasnya”, kata seorang gadis yang menyerahkan map besar kepada seorang laki-laki muda berpakaian kemeja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cafeteria ini bersebelahan dengan ruang baca anak, hanya dibatasi jalan. Desainnya dibuat terbuka, sehingga tampak semakin luas gedung yang sudah luas ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menghabiskan roti dan secangkir coklat, aku berjalan menuju ruang informasi, mencoba menggali lebih dalam tentang perpustakaan ini. Soeman HS itulah nama perpustakaan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Ronald Rinaldo, Staff Layanan bahwa Perpustakaan ini termegah di Indonesia. Ada 9000 judul buku. Gedung ini terdiri dari enam lantai. Lantai dasar terdapat cafeteria, ruang baca anak, ruang baca koran dan media center yang merupakan bantuan dari Dinas Infokom Propinsi Riau. Lantai 1 dan 2 merupakan tempat Layanan Umum/koleksi umum, registrasi anggota baru dan sirkulasi peminjaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di lantai 2 ada sebuah ruangan yang khusus menempatkan buku-buku kesusastraan bantuan dari PT. ASTRA ARGO LESTARI, ada 1500 judul dan 40 komputer.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di lantai 3 terdapat Layanan Referensi seperti ensiklopedia dan kamus. Serta terdapat juga Bilik Melayu. Bilik ini khusus menampilkan koleksi kebudayaan Melayu dan atau koleksi lokal yang diterbitkan di Riau. Daerah yang merupakan suku Melayu antara lain Riau, dan Kepulauan Riau, Batam, Sumatra Barat, Malaysia, Sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sumatra Utara.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikutnya pada lantai 4 terdapat e-library tentang energy. Mendapat bantuan dari perusahaan CEVRON. Di lantai 5 merupakan tempat kerja pegawai perpustakaan. Total pegawai ada 110-an, belum termasuk pegawai Badan Arsip dan Dokumentasi karena Gedung ini membawahi tiga badan yakni Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai Soeman HS, beliau adalah tokoh pendidikan dan kebudayaan di Riau. Meskipun beliau bukan asli Melayu yakni keturunan Tapanuli dengan marga Hasibuan namun beliau besar di Riau dan membangun pendidikan dan kebudayaan di Riau.</div>
<div style="text-align: justify;">
Visi perpustakaan yang dibangun tahun 2008 ini adalah Menjadi Perpustakaan Modern Berbasis Budaya Melayu dengan Nuansa Agamis yang Didukung oleh Pemanfaatan Teknologi Mutakhir. Sayang, aku hanya sempat mengunjungi sampai lantai 3. Waktu setempat menunjukkan pukul 16.50, sebentar lagi akan tutup. Menuruni tangga satu per satu, menikmati suasana dan beberapa kali ambil gambar lebih menyenangkan daripada menaiki lift yang telah disediakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sore ini aku habiskan berkeliling kota Pekan Baru yang kaya ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
-Pekan Baru, 20 September 2011-</div>
<div style="text-align: justify;">
Kenangan silaturahim ke tempat dinas Bapak.</div>
<br /></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-25627724555947062322011-09-25T05:41:00.000-07:002012-02-15T05:50:52.097-08:00Tegal - Pekan Baru (Kunjungan Kedua)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<div style="text-align: justify;">
Kunjungan yang kedua kami agendakan tanggal 18 – 21 September 2011. </div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak
di stasiun Besar Kota Tegal puluhan orang berbaris mengantri membeli
tiket KA kelas ekonomi Tegal Arum. Kami sekeluarga naik Cirebon Express
ke Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah
akhirnya moment ini terjadi. Kami pergi berempat. Semoga perjalanan ini
membewa hikmah dan pelajaran agar kami makin akrab dan kompak. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sepanjang jalan kering kerontang.</div>
<div style="text-align: justify;">
11.00 – 12.00 menunggu jemputan dari Pakde (kakak dari Ibu)</div>
<div style="text-align: justify;">
12.15 sampai di Sunter(Komplek Perumahan Angakatan Laut) masuk kawasan Jakarta Utara</div>
<div style="text-align: justify;">
12.15 makan siang dan ngobrol</div>
<div style="text-align: justify;">
13.30 tidur siang / memulihkan tenaga</div>
<div style="text-align: justify;">
15.00 mandi</div>
<div style="text-align: justify;">
15.30 – 16.30 perjalanan dari Sunter ke Bandara </div>
<div style="text-align: justify;">
16.30 – 17.00 check in di bandara, maskapai Lion Air</div>
<div style="text-align: justify;">
17.00 – 18.30 menunggu keberangkatan</div>
<div style="text-align: justify;">
18.30 – 19.00 persiapan di dalam pesawat</div>
<div style="text-align: justify;">
19.00 lepas landas</div>
<div style="text-align: justify;">
20.43 sampai di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemandangan lampu-lampu sangat indah, telaingaku sakit saat proses landing.</div>
<div style="text-align: justify;">
Naik taksi sampai ke Jln. Bindanak, Kelurahan Tangkerang, komplek Rumah Dinas Kanwil KPPN Pekan Baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
Makan malam, istirahat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
19 September 2011</div>
<div style="text-align: justify;">
13.00
naik Taksi menuju ke Rumah Makan “Koki Sunda” di Jln. Sudirman, Pekan
Baru. Ongkos Taksi Rp. 20.000. Menu terjangkau Ikan Patin Rp. 34.000
dapat dua ekor. Gratis lalapan dan rujak.</div>
<div style="text-align: justify;">
14.30
sampai di Mall SKA. Mall terbesar di Pekan Baru. Dimana-mana saat ini
penuh dengan kehidupan hedonis. Riau yang merupakan Kota yang menerapkan
syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari terbukti dengan Bangunan
Masijd yang megah, kota yang bersih dan kayak arena mempunyai tambang
minyak dan kelapa sawit. Namun menjadi rusak perlahan-lahan dengan
hadirnya Mall-mall dan hotel-hotel berskala internasional. Tolok ukur
atau standar internasional sebuah hotel ada adanya bar, anggur.
Kemudian para pekerja di mall diharuskan memakai seragam yang terdiri
dari blus dan rok mini. Mungkin ini yang mereka maksud dengan tolok ukur
sebuah profesionalisme kerja. Tampak sekali wajah-wajah gadis desa
yang lugu namun tampak aneh dengan dandanan menor dan pakaian ketat
serta rok mini. Miris.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat
menunggu jemputan aku membeli Sate Padang. Daging satu porsi delapan
tusuk Rp. 10.000. Ayam satu porsi 8 tusuk Rp. 7000 dengan irisan kupat
dicampur bumbu rempah-rempah yang kental.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak bus Trans Metro Pekan Baru melintas. </div>
<div style="text-align: justify;">
17.30
Taksi jemputan datang. Kami jalan-jalan dengan menggunakan taksi
melewati masjid Namirah, masjid kecil yang desain eksteriornya megah,
dibuat mirip dengan masjid nabawi. Letaknya di dekat Malll SKA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kami berkeliling ke arah Taman Budaya dan Masjid Agung An Nur Pekan Baru</div>
<div style="text-align: justify;">
Di depannya ada RSUD Arifin Achmad Kalingjuang</div>
<div style="text-align: justify;">
Di
komplek Kampus Universitas Riau yakni di Jalan Ronggowarsito di
sepanjang jalannya pada sore hari banyak pedagang makanan yang
berjualan. Mereka menggelar kursi-kursi pendek. Kalau di Jawa biasanya
ala lesehan. Ada aneka jus, roti bakar, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berhubung sudah memasuki waktu sholat maghrib, kami segera pulang kandang. Sholat jamaah di rumah saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Malam
harinya sekitar 20.30 ambil laundry. Pemilik laundry asli orang Cepu.
Serasa ga di perantauan nih. Berikutnya mampir di warung makan penyet
khas Semarang. Padahal kalau di Semarang tidak ada penyet seperti itu.
Bumbunya modifikasi ala Melayu, pedas. Bukan bumbu kecap seperti penyet
yang ada di Semarang. Yang membuat ketagihan adalah sambal trasinya.
Eunak syekali. Tidak ada yang menandingi. Perasaan di Jawa belum pernah
aku merasakan sambal trasi seenak itu. Trasinya dari Jawa atau Riau?
Namun larisnya minta ampun rumah makan itu. Pemilik rumah makan asli
Singosari, Peleburan Semarang. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada
kejadian yang unik saat menunggu pesanan ayam penyet matang. Ada dua
orang pengemis seorang anak kecil dan seorang lelaki buta. Setelah aku
amati ternyata mereka berdua adalah pengemis yang ada di lampu lalu
lintas di daerah Mall SKA, namun dengan pakaian yang berbeda. Sudah
membersihkan diri mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku
tidak memberikan uang. Aku pikir hal itu akan makin membuat mereka
terlena dengan meminta-minta. Resiko terburuknya adalah mereka
menjadikan mengemis menjadi sebuah profesi. Asik saja meminta, tanpa
bekerja, tanpa berlelah-lelah atau memutar otak, mereka sudah
mendapatkan uang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikutnya
ada seorang pengemis lagi. Kali ini anak kecil berumur kurang lebih
sembilan tahun dengan penuh percaya diri meminta uang Rp. 5000,00.
Katanya ia belum makan dari pagi. Aku amati saat ia memelas ke beberapa
pengunjung, semuanya menolak. Bahkan terlihat bercakap-cakap dengan anak
itu. Mungkin menasehati anak itu. Bagaimana tidak. Postur anak itu
terlihat sehat, tidak lesu layaknya orang yang belum makan seharian.
Pintar sekali anak itu berbohong. Heran aku dibutnya, dia begitu percaya
diri meminta-minta! Ya, seharusnya anak itu tidak mengemis. Kalaupun
ia benar-benar butuh uang, sebaiknya bekerja entah memcuci piring,
mengantarkan barang atau menjualkan barang milik orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemandangan
selanjutnya sedikit kontras. Ada anak kecil yang berjualan koran. Nah,
ini yang patut dicontoh. Allah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan
Riba. So, jualan itu halal. Jadi bakul itu halal. Tak perlu malu
apalagi gengsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikutnya
aku dan Bapak menyusuri jalan ke arah Jln. Sudirman mencari oleh-oleh
untuk tetangga dan kerabat di Tegal. Eh, ternyata tutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berikutnya aku dan Bapak membeli es cincau hijau yang dicampu air madu dan air jeruk nipis. Ini adalah jamu panas dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang
menarik saat melintasi kota Pekan Baru adalah desain bangunannya.
Gedung-gedung pemerintah hampir seluruhnya mempunyai desain eksterior
rumah Melayu dengan aksen ukiran kayu di bawah genting yang sangat khas.
</div>
<div style="text-align: justify;">
20 September 2011</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan Bapak sholat Subuh di masjid setempat namanya masjid Roudhotul Amilin terletak di Jln. Tangkerang Amilin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian
kami aktifitas saja di rumah. Sampai akhirnya 10.50 aku pergi ke rumah
makan Bu Bejo. Kepanjangan dari Betawi – Jowo. Terdapat masakan Betawi
dan Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat menunggu
antrian, mata ini melihat seorang lelaki tua yang berjualan sapu lidi,
sapu pembersih sarang laba-laba dan beberapa anyaman bamboo.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-NsAlWy2v_BM/Tzu4M7xG8DI/AAAAAAAAAKM/s_4XcNfRJO4/s1600/DSC00610.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-NsAlWy2v_BM/Tzu4M7xG8DI/AAAAAAAAAKM/s_4XcNfRJO4/s320/DSC00610.JPG" width="320" /></a></div>
</div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0Pekanbaru, Indonesia0.5333333 101.450.2792863 101.13414300000001 0.7873803 101.765857tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-55779995374253147112011-08-09T20:31:00.000-07:002011-11-24T05:51:11.778-08:00Belajar Berwirausaha #2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-56xFJElw1-8/TkIMpVbLJqI/AAAAAAAAAIo/uGtpmqtWABI/s1600/DSC00514.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5639083587686573730" src="http://1.bp.blogspot.com/-56xFJElw1-8/TkIMpVbLJqI/AAAAAAAAAIo/uGtpmqtWABI/s320/DSC00514.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 209px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 279px;" /></a>
<br />
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#
<br />
<br />
Cerita berikutnya adalah bagaimana kami memulai usaha di Bazar Yayasan Syairul Islam. Setelah sampai lokasi dan menempatkan barang-barang di meja stand. Berikutnya yang kami lakukan adalah pergi ke masjid. Novi akan menunaikan Sholat Dhuha, sedangkan saya hanya membersihkan diri saja, kebetulan sedang haid. Berharap semoga bazar kita kali ini laris manis dan penuh barokah.
<br />
<br />
Pukul 08.30 kami menata barang dagangan di meja stand. Ada aneka kurma, abon jamur tiram, abon sapi dan ayam, buku-buku agama, aroma terapi, sabun sere, pemesanan kaos Flanel, kue-kue lebaran, mie organik yang terbuat dari sayur-sayuran(wortel, sawi, bayam dan tomat).
<br />
<br />
Acara bazar tersebut memang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Outlet Muslim La Tansa menggandeng Yayasan Syiarul Islam dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Bazar ini ditujukan untuk masyarakat sekitar Yayasan khususnya yang kurang mampu. Ada pakaian pantas layak pakai, pembagian kupon sembako yang tentunya mendapat subsidi saat membeli paket sembako. Namun selain itu ada stand lain yang turut meramaikan pelaksanaan bazar ini. Ada toko buku Toga Mas, Permainan Edukatif Azka Toys, obral pakaian, obral kerudung, stand buku-buku agama dari Al Ikhwan Agency. Ada juga bekam massal dan gratis yang dipersembahkan oleh HPA (Herba Penawar Al Wahida), stand makanan yakni sauto, kupat glabet, lauk dan sayuran matang, serta stand minuman.
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Bazar pun Dimulai...</span>
<br />
<br />
Pukul 10.00 transaksi penjualan baru boleh dimulai. Sebelumnya ada pengajian dan launching pengajian Ummahat. Pengajian yang dikhususkan untuk ibu-ibu sekitar Yayasan Syiarul Islam. Teeettt bell dibunyikan tanda transaksi penjualan siap dimulai. Di stand kami, langsung ada yang membeli mie organik dan kurma. Karena memang di stand yang lain tidak ada. Seiring berjalannya bazar, untuk lebih menarik minat pengunjung kami mengobral sisa stok kerudung, dibandroll Rp. 10.000 per item.
<br />
<br />
Acara bazar pun semakin meriah saat tim Nasyid Al Birru yang sudah terkenal di kota Tegal turut tampil. Mereka membawakan beberapa lagu, nasyid dan pop dari grup band Wali. Sungguh menghibur kita dalam hiruk pikuk jual beli. Di sela-sela lagu mereka membagikan kupon doorprize dari toko buku Toga Mas. Aha..!! Muncul ide untuk turut mempromosikan Yoovie Mart dengan cara membagikan doorprize. Bismillah... untuk promo kami bagikan satu abon jamur tiram ini untuk pengunjung bazar.
<br />
<br />
"Baiklah, doorprize berikutnya ada abon jamur tiram persembahan dari Yoovie Mart",kata salah satu Munsyid. "Ayo, siapa yang mau? Lumayan untuk lauk sahur nanti. Pertanyaannya berapa jumlah personil Al Birru yang ada di sini?", tambah yang lainnya.
<br />
<br />
Kemudian ada satu ibu yang berani maju, menjawab pertayaan dan mendapat abon jamur tiram cuma-cuma.
<br />
<br />
He he.. lumayan nama Yoovie Mart disebut-sebut sehingga memunculkan keingintahuan pengunjung untuk datang ke stand kami. Setelah itu beberapa orang datang dan berminat dengan produk-produk yang kami tawarkan. Khususnya produk organik, non-msg dan herbal. Siip..dech..;-) Ada yang membuat geli kami berdua. Ada serombongan ibu-ibu yang tertarik, menanyakan dan menawar harga yang kami berikan. Padahal kami benar-benar murah dalam memberikan harga. Mereka minta diskon 10%. Akhirnya setelah dihitung, ada sedikit kerugian yang kami terima. "Hi hi Oke deh ga pa pa, itung-itung promosi dan amal", celoteh kita berdua.
<br />
<br />
Adzan Dzuhur pun berkumandang, Munsyid menyelesaikan lagu mereka. Banyak orang bergegas pergi ke masjid berada dalam kawasan bazar. Novi pun pergi menunaikan sholat, aku menghitung pendapatan hari ini. Hmm.. Rp. 500.000 lebih kami dapatkan,omset yang lumayan untuk penjualan yang berlangsung sekitar dua jam saja. Kalau untung bersihnya belum tahu, he he. Belum dihitung dengan beberapa pengeluaran kami : x-banner, sample produk abon dan kue lebaran dan doorprize.
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Tawaran Tak Terduga</span>
<br />
Sekitar 14.00 banyak stand yang tutup, terutama stand minuman, laris manis euy. Kami memutuskan buka sampai sore, walaupun pengunjung mulai menurun. Subhanallah... Tiba-tiba ada teman menawarkan untuk buka stand besok Ahad di Grand Opening Bazar Ketupat Merdeka di Gedung Mulya Dana Group Jl. KH. Wahid Hasyim (ex Bioskop Dewa), kawasan alun-alun kota Tegal. Gratis!
<br />
<br />
Saya diminta pinjam meja sehari untuk bazar besok. Pinjam ke Yayasan Syairul Islam. Alhmdulillah, Allah memudahkan jalan kami. Meja boleh dipinjam.
<br />
<br />
Berkah bershodaqoh abon tadi pagi, he he. Tidak sabar rasanya menunggu hari esok.
<br />
<br />
Stand kami adalah stand terakhir yang tetap bertahan sampai sore. Ternyata masih ada satu acara lagi yakni Pawai Ta'aruf Menjelang Ramadhan yang dilakukan olah santri-santri TPQ Syiarul Islam. Alhamdulillah masih ada yang membeli barang dagangan kami. Ada yang membeli sale pisang yang lucu itu karena dikemas seperti buah anggur, ada yang membeli klanting, abon dan mie organik.
<br />
<br />
17.00 kami mengemasi barang dagangan dan berpamitan kepada panitia. Bergegas menuju Gedung MD Group menemui Mba Ani, anak H. Nadhirin, pemilik gedung tersebut. Yup, kami bersiap untuk Bazar keesokan harinya. Bagaimana saya bisa kenal dengan Mba Ani dan bagaimana jalannya bazar..? Ikuti kisah berikutnya...:-)
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-65086549223483960372011-08-05T20:29:00.000-07:002011-11-24T05:50:42.693-08:00Belajar Berwirausaha<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-DbGKRH8z1fI/TkDa-lHRsWI/AAAAAAAAAIg/YhH-vRvcLIc/s1600/LOGO%2BYOVIE%2BMART.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5638747502117237090" src="http://2.bp.blogspot.com/-DbGKRH8z1fI/TkDa-lHRsWI/AAAAAAAAAIg/YhH-vRvcLIc/s320/LOGO%2BYOVIE%2BMART.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 228px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 320px;" /></a>
<br />
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#
<br />
Sabtu, 30 Juli 2011, dua hari menjelang bulan Ramadhan 1432 H, saya dan teman mencoba memberanikan diri merintis usaha kami. Sebelumnya sudah ada pengumuman bahwa pada tanggal tersebut ada Bazar yang diselenggarakan Yayasan Syarul Islam. Kemudian berhubung kami merintis berjualan abon maka kami mencari tahu kapan diadakan manasik Haji Kubro untuk wilayah kota Tegal ternyata pada tanggal tersebut. Hmm.. pas sekali sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
<br />
<br />
Sehari sebelumnya, kami mengumpulkan barang-barang yang akan melengkapi stand kami. Ada abon jamur tiram original dan pedas merk 'Ailani', ada abon ayam pedas dan sapi original merk 'Kenanga', ada juga tepung bumbu dan kaldu tanpa MSG, mie organik yang terbuat dari sayur-sayuran wortel, sawi, bayam atau tomat. Ada juga produk-produk herbal seperti sari kurma, lalu ada juga buku-buku saku tentang persiapan puasa, Cara Wudhu Nabi, Iqro, Juz Amma. Pemesanan KALUF (Kaos Lucu Flanel) untuk anak-anak. Ada juga berbagai macam oleh-oleh khas Jawa Tengan : Sale pisang yang dikemas seperti anggur (khas Pacitan), ada Bandeng Presto, Keripik Kentang non-Msg. Yang jelas ini adalah awal bagi kami. Tdak lupa kami menyusun sebuah brand dan logo untuk rintisan usaha kami dengan nama YOOVIE MART. Kepanjangan dari Yustia dan Novi yang menjual kebutuhan sehari-hari yang sehat dan Spesial Layanan Antar untuk kawasan Kota Tegal. Logonya mirip dengan logo Yahoo Messenger, karena singkatan nama usaha kami seperti YM.
<br />
<br />
Hari yang dinanti telah tiba. Kami datang ke lokasi Manasik Kubro di Kemenag Kota Tegal pukul 06.00. Kami bermaksud akan membagikan brosur tentang pengenalan produk abon kami yang bisa dipesan dan diantar antara lain abon jamur tiram, abon ayam, sapi, tuna dan abon cabe. saat proses pembagian brosur terdapat sedikit halangan sehingga brosur yang kami bagikan tidak tersebar kepada seluruh calon jamaah haji yang berjumlah kurang lebih 300-an. Ada salah satu KBIH yang melarang kami membagikan pada saat itu, alasannya adalah agar jama'ah tidak terbebani. Baiklah, akhirnya kami berhenti sejenak, barangkali takut mengganggu. Setelah kami diskusikan, sebentar lagi kami harus ke lokasi Bazar Syiarul Islam. Oleh karena itu kami putuskan untuk menitipkan brosur kepada sopir bis yang dipakai oleh KBIH yang belum sempat dapat brosur. Yup, semoga brosurnya tersebar dengan baik. Ya, begitulah. Setiap perbuatan pasti ada ujiannya. Kalau ingin meraih E maka kamu harus melewati A,B,C dan D terlebih dahulu.
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-86810125158309148162011-07-27T01:07:00.000-07:002011-11-24T05:48:56.448-08:00Ujian Tengah Semester<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-SSE5HaQHE90/Ts5KuY7Zh4I/AAAAAAAAAJs/lhhjmlEeV-A/s1600/DSC00512.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-SSE5HaQHE90/Ts5KuY7Zh4I/AAAAAAAAAJs/lhhjmlEeV-A/s1600/DSC00512.JPG" /></a></div>
Wajah-wajah penuh kegelisahan menghiasi ruangan Kelas C Lantai 2 kampus STMIK-AMIK YMI Tegal. Pasalnya saat ini sedang dilaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) Genap. Mereka kelimpungan, bingung harus menjawab apa.<br />
Mereka terkejut dan berkata,"Lho,kata dosennya ujiannya <i>Open Book</i>".<br />
Saya jawab, "Maaf saudara-saudara, saya hanya menjalankan tugas mengawasi ujian. Di lembar soal tertulis <i>Close Book!!" </i><br />
<i> </i><br />
<i> </i>Saya duduk tenang mengawasi para mahasiswa yang sedang mengerjakan soal Sistem Basis Data. Saya mengawasi mereka dengan ketat. Tidak diperbolehkan mencontek, mematikan alat komunikasi, dilarang pinjam-meminjam alat tulis dan menunjukkan Kartu Ujian. Ada dari sebagian mahasiswa yang mencoba mencontek. Peraturannya adalah bila ada peringatan ketiga kalinya dari pengawas ujian maka mereka harus meninggalkan ruangan!<br />
Peraturan ujian yang jujur dan sportif harus terus digalakkan. Kejujuran dan sportivitas harus dilatih sedari kecil. Berhubung saat ini mereka sudah menginjak masa kedewasaan, maka selalu mengingatkan akan pentingnya kejujuran harus terus digalakkan.<br />
Bersikap tegas tidak sama dengan galak. Tegas berarti menegakkan peraturan. Tegas bisa dilakukan dengan cara-cara yang santun dan kata-kata yang lembut. Misalkan, "Para mahasiswa yang berbudi luhur, bijaklah dalam berperilaku. Jujurlah dalam mengerjakan ujian. Bagi yang merasa mencontek silakan meninggalkan ruangan...^_^". Kata-kata tersebut dikeluarkan dengan nada yang lembut dan wajah penuh senyum. Niscaya lama-kelamaan hati mereka akan terketuk dan sebisa mungkin melakukan perbuatan jujur atas kesadaran diri sendiri.<br />
Sebenarnya banyak yang tidak suka jika pengawasan ujian dilakukan dengan ketat. Banyak yang kelimpungan tidak bisa mencontek terutama bagi mereka yang tidak belajar. Entah sengaja tidak belajar karena dikira<i> Open Book </i>atau memang tidak sempat belajar karena ada kesibukan bekerja bagi beberapa mahasiswa. Meskipun begitu peraturan harus ditegakkan.<br />
Ujian dilakukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dan evaluasi bagi dosen. Seberapa pahamkah mahasiswa dalam menangkap materi kuliah yang diberikan dan seberapa tepat dan efektifkah dosen dalam membuat materi ajar dan mentransfer materi. So..ujian harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, dikerjakan sesuai dengan kemampuan. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri untuk kita yakni kita akan mengetahui kemampuan dalam menangkap materi kuliah dan memahaminya. Tolok ukur kepandaian bukan dilihat dari seberapa banyak atau sedikitnya skor nilai yang didapat namun seberapa kuatkah perjuangan kita mencapai nilai yang maksimal dengan cara-cara yang baik. So...Belajar dong...^_^<br />
Kampus tercinta, 24 Mei 2011<br />
Special untuk adik-adik,teman-teman dan Bapak-bapak mahasiswa STMIK-AMIK YMI Tegal yang sedang UTS...^_^ <br />
Selamat Belajar...^_^<br />
<span class="photo_left"><img alt="" class="photo_img img" src="http://photos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/225854_1887278675451_1645958016_1863664_6639645_a.jpg" /></span></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-60442886977789176222011-07-27T00:54:00.000-07:002011-07-27T01:05:56.412-07:00Kucing...Tadi pagi sebelum berangkat kerja, pintu depan terbuka sedikit. Kucing belang hitam abu-abu masuk. Aku sengaja mendiamkan, tidak aku usir seperti biasa. Sambil menyetrika baju kulihat sekilas kucing itu duduk sambil menggerak-gerakkan ekor dan telinganya. Matanya tertuju pada langit-langit atap rumah, ternyata ia memperhatikan jalur yang biasa dilewati tikus. "Kok,tau ya..padahal jejak tikus itu di atas?",gumamku.Aku diamkan saja, berharap kucing itu bisa menemukan jalur tikus lagi dan menerkamnya bulat-bulat. Sudah lama kami (aku dan ibu) gemas dengan kelakuan tikus-tikus itu. Padahal ibu sebisa mungkin tidak meninggalkan sisa makanan apalagi tulang-tulang ikan dan ayam di tempat sampah dalam, beliau langsung membuangnya ke tempat sampah di luar rumah. Beberapa menit kemudian kucing itu mendekati tempat sampah di dapur,aku pikir dia pasti menangkap tikus itu karena tempat sampah itu sudah menjadi markas si tikus. Terdengar suara tempat sampah yang jatuh, "Aha! Pasti tertangkap tikus itu", pikirku. Aku tengok ke arah dapur, tiba-tiba si kucing keluar dengan mangsa di mulutnya. Aku perhatikan, kok warnanya krem, bentuknya kecil lagi. O...ternyata cuma cicak yang ditangkapnya. Ya sudah ...belum saatnya tikus-tikus itu lenyap dari peredaran rumah kami,hiks.. Dengan tenang dan anggunnya kucing itu keluar rumah sambil menggigit mangsanya yang kecil itu. Selamat makan, kucing.. ^_^<br /><br />Lembaga Pengabdian, 02 April 2011 jam 10:10Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-5529401527879876102011-06-30T05:01:00.000-07:002012-02-15T05:49:08.289-08:00Tegal-Pekan Baru (Kunjungan Pertama)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#</div>
<div style="text-align: justify;">
Catatan Perjalanan Tegal – Pekan Baru</div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama kali aku datang ke Pekan Baru adalah karena kepepet. Sebenarnya sejak awal aku dan Ibu ingin mengunjungi Bapak yang bertugas di Pekan Baru, Riau sejak Oktober 2010. Namun, karena kesibukan kami masing-masing, entah kapan kami bisa ke sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa dikatakan kepepet? Karena tiba-tiba waktu menjelang subuh, telepon ibuku berdering. Di seberang sana ada orang yang mengaku sebagai perewat sebuah rumah sakit yang mengabarkan ayahku saat itu di UGD, serangan jantung katanya. Deg.. jantungku dan ibu turut kena serangan, kaget! </div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah ujian apa yang akan engkau berikan kepada kami. Kuatkanlah kami yaa Robb. Bingung. Pasalnya tidak ada keluhan sakit jantung pada ayahku sebelumnya, hanya asam urat dan kolesterol.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Piye, wuk?, adoh, bapakmu sakit", kata ibuku dengan wajah kebingungan. Kami belum pernah ke sana sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara yang paling tepat untuk menenangkan diri adalah melaksanakan sholat Subuh dulu. Benar-benar pasrah. Dalam sujudku aku berdoa,"Sembuhkanlah ayaku Ya Allah, kuatkanlah kami. Namun, jika Engkau menghendaki menjemput ayahku, maka ambillah dalam keadaan khusnul khotimah." </div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian ibuku menelpon pakde (kakaknya ayah) yang tinggal di Tangerang untuk berangkat pagi itu juga. Kemungkinan kami sampai Pekan Baru nanti malam. </div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah berikutnya adalah segera mandi untuk berangkat ke stasiun mencari tiket ke Jakarta. Ups,tiket Cirebon Ekspress untuk pagi ini dan besok habis! Adanya untuk lusa. pasalnya ini adalah bulan Juni, waktu liburan sekolah.Setelah mendapatkan tiket KA, tiket pesawat kami buru.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-cQnJh3lxFys/Tzu3x-ZYbuI/AAAAAAAAAKE/7Y0QQVcrsoo/s1600/RS+Awal+Bross.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-cQnJh3lxFys/Tzu3x-ZYbuI/AAAAAAAAAKE/7Y0QQVcrsoo/s1600/RS+Awal+Bross.jpg" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
</div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0Pekanbaru, Indonesia0.5333333 101.450.2792863 101.13414300000001 0.7873803 101.765857tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-4667050595333134612011-05-15T01:52:00.000-07:002011-05-15T22:54:39.132-07:00Yustia Return...^_^#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<div>Setelah sekian lama tidak ngeblog.. akhirnya Alhamdulillah sekarang kober dan mood lagi untuk ngeblog. Berbagi cerita dan uneg-uneg selama menjalani kehidupan yang fana ini. Hmm... terakhir ngeblog November 2010 sekarang 15 Mei 2011, huahh luama syekali kagak ngebolg. Ya wis.. tulis saja apa yang ingin dituliskan. Hm.. kali ini aku ngebolg ga pas malam hari, sore juga asyik di hari Ahad yang cerah dan sendiri di rumah, kedua orang tua sedang reuni di Semarang.</div><div><br /></div><div>Enak sekali sambil mendengarkan Inshaa Allah-nya Maher Zain. Syahdu.. We'll find the way.. Siiip.. Islam is my Way...!! Amin.</div><div><br /></div><div>Pekan kemarin FLP Tegal baru punya gawe lumayan besar! Menghadirkan para pengurus FLP se-Jateng. Hmm.. lumayan ribet apalagi di sela-sela acara itu disisipi acara Talk Show "Tegal Cerdas, Tegal Menulis" mumpung ada mba Afifah Afra selaku Ketua FLP Jateng. Dag dig dug.. fokus Talk Show agar masyarakat Tegal semakin tahu dengan FLP membuatku kurang perhatian persiapan Up Grading Wilayah, so para tamu dari Jateng itu dijamu sekedarnya. he he penuh kesederhaanlah. alhamdulillah teman-teman panitia yang lain sigap mambantu terutama Mba Eka, Mba Dita, Mba Ragil, Ade, Pak Ali, Pak Sutono terutama Mba Eri selaku penanggungjawabnya.<br /></div><div><br /></div><div>oh.. FLP..sebuag organisasi kepenulisan yang mempunyai visi Menulis untuk Mencerahkan. Yup.. menulis membuat kita tercerahkan, awet muda kalo kata Mba Afra. </div><div><br /></div><div>Kalo kata mas Edi Faisol wartawan TEMPO yang pagi tadi baru mengisi cara Seminar Jurnalistik mengatakan bahwa adalah kebutuhan, saat ditanya salah satu peserta.</div><div><br /></div><div>Yup.. Menulis.. sebuah gerakan yang simpel, tinggal duduk saja kemudian memainkan tuts keyboard, pikiran berimajinasi dengan otak kanannya dan otak kiri akan memilihkan diksi tulisan kita.</div><div><br /></div><div>Saya saat ini sedang berazzam menjadi seorang penulis yang mencerahkan, salah satunya lewat Nge-Blog, lewat FLP (Forum Lingkar Pena) bertemu dengan teman-teman yang sangat luar biasa semangat untuk menulis. Ketua kami Ali Irfan, Div.HRD : Eri Fitniati, Futicha, Istiqomah, Div Karya : Dwi Puspa dan Anis Nurani, Div. Support Sistem : Sutono, Endirah dan Ditha. Semangat ya frend...^_^</div><div><br /></div><div>Untuk teman2 komisaria IMM Siti Hajar Tegal terima ksaih juga sudah menjadi teman-teman baik saya dan mengajariku jadi aktivis mahasiswa.. dulu.. he he. Sekarang saatnya terjun ke dunia real! Saat dulu beridealis aktivis mahasiswa harus memperjuangkan nasib mahasiswa yang tidak mampu, mengkritisi kebijakan kampus dan pemerintah.</div><div>Nah.. saat ini ni.. saya menjadi salah satu pendukung pemegang kebijakan itu. Akankah saya bisa memperjuangkan nasib para mahasiswa yang kurang mampu? Akankah saya berani mengkritisi kebijakan kampus dan pemerintah yang tidak populer. Inilah saatnya pembuktian Nyali saya.. Yang jelas idealis itu tetap ada bahwa pendidikan untuk semua orang. Pendidikan bertujuan mencetak anak bangsa yang berkarakter. Pendidikan sejatinya memanusiakan manusia. Pendidikan bukan semata-mata mencari pekerjaan yang layak yang bergaji besar. Hmm.. tidak hanya itu kawan.. pendidikan adalah sebuah perintah : Iqro' sekaligus sebuah kebutuhan dasar manusia.</div><div><br /></div><div> Yup.. semangat untuk menjadi lebih baik... mengkritisi dengan cara yang baik. Salah satunya dengan menulis. Menulis bisa menggerakkan orang lain untuk berbuat memperbaiki keterpurukan.</div><div><br /></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-42865340286159595862010-11-03T05:42:00.000-07:002010-11-03T05:54:45.576-07:00Saat yang tepat untuk menulis..#Jujur-Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<div>Menurutku saat yang tepat untuk menulis adalah saat malam hari, dimana suasana tenang, pikiran padat penuh dengan kejadian-kejadian dalam kurun waktu sehari yang sudah dilalui. Rasanya ingin menuangkan dalam bentuk tulisan. Kata ibu, "Apa ga capek seharian kegiatan, malam malah untuk menulis?"</div><div>Kalo kataku, "Malah asyik dan plong, uneg-uneg sehari tersalurkan lewat tulisan. Entah fenomena sosial, fluktuasi emosi saat mengalami kejadian yang menyenangkan, mengharukan atau menyedihkan. Semua terangkum baik dalam sebuah tulisan."</div><div><br /></div>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-76248068753385059502010-08-18T10:11:00.000-07:002013-01-29T07:22:23.535-08:00Dialog antara Mahasiswa, Dosen, Akademik dan Yayasan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati#<br />
<div>
Dialog itu terjadi lagi. Sejak kurang lebih satu setengah tahun yang lalu, saat aku masih duduk di semester tujuh, Ketua BEM sekarang masih semester satu. Semuanya hampir sama, ada mahasiswa reguler, ekstensi, Pembantu Ketua, Ketua STMIK YMI, beberapa dosen. Hanya doalig kali ini lebih bagus, dan tertata rapi dalam pelaksanaannya. Ditambah kehadiran orang penting yang sangat dinanti : Ketua Yayasan!</div>
<div>
Aku amati ada perbahan dalam diri beliau yang mulai memperhatikan kampus, tidak lagi pusing atau berambisi menduduki jabatan Pimpinan Daerah. Ya sudahlah..itu masa lalu.</div>
<div>
Saat ini yang harus dilakukan adalah melakukan gerakan, perubahan, optimis menatap masa depan dan sedikit menengok masa lalu untuk mengambil hikmahnya dan pelajarannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tadi aku hanya duduk diam, memandang dan mempelajari situasi sesekali mencatat uraian-uraian dari STMIK YMI. Dalam hati bingung apa ya yang harus aku lakukan. Di posisi apa aku mengutarakan uneg-unegku, sebagai mantan mahasiswa ataukah sebagai dosen? Huh! Ternyata kebimbanganku semakin menjadi-jadi, pikiranku yang kacau takut dicibir, dibilang junior yang sok tau oleh para dosen senior. Ah..! Sesak di dada. Hal apa yang bisa aku lakukan untuk membuat perubahan yang signifikan untuk almamaterku?</div>
<div>
Salut kepada adik-adik mahasiswa yang dengan kerelaan hati bersusah payah menyiapkan ini dan itu untuk terlaksananya acara tersebut. Semoga keikhlasan selalu hadir dalam relung hati mereka, bukan karena rasa kecewa yang mendalam yang menjadi motivasi mereka. Semata-mata karena kebaikan bersama dan kebenaran memang harus disampaikan meskipun pahit. </div>
<div>
Saat ini masih kubelajar, memberanikan diri menyuarakan kebenaran-kebenaran itu, menerima segala resiko, entah dicibir, dikucilkan, dipotong gaji atau bahkan dipecat?!</div>
<div>
Hmm...seberapa beranikah diriku? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Banyak item-item yang harus dibenahi untuk menjadikan kampus ini kampus rujukan para lulusan SMA/SMK Tegal dan sekitarnya. Kampus ini sangat strategis dilihat dari Prodi TI Strata Satu yang hanya satu-satunya di Tegal dan sekitarnya. Adapun beberapa hal yang dibahas dalam Dialog tadi adalah optimalisasi fasilitas kampus : Laboratorium, tempat parkir, mushola, kenyamanan ruang kelas, kedisiplinan dosen, kurikulum yang harus di up date, dll. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semoga perubahan besar ke arah yang lebih baik hadir menghampiri kampus hijau ini.. (he he cat temboknya warna hijau) Amin yaa robbal'alamin.</div>
<div>
Tak pernah berhenti berjuang....</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
-Di malam ke-9 bulan Ramadhan-</div>
<div style="text-align: right;">
00.34</div>
</div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-80756265187292503262010-03-02T07:13:00.000-08:002013-01-29T07:25:17.178-08:004 Konsep Dasar Ath Thibbun Nabawi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Panduan praktis memahami konsep kesehatan menurut Rasulullah saw.<br />
<span style="color: #39522c; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 85%;"><br />1. Mencegah datangnya penyakit dan racun.<br />2. Mengkonsumsi makanan berkualitas dan bergizi.<br />3. Tidak mengkonsumsi makanan beracun dan haram.<br />4. Melakukan pengobatan dan pembuangan racun dari tubuh (detoksifikasi).<br /><br />Muhammad Rasulullah saw tercatat sebagai manusia terbaik dalam kesehatan, Hingga usia beliau mencapai 63 tahun hanya beberapa kali mengalami sakit ringan. Para sahabatnya juga dikenal demikian, hingga seorang dokter mesir yang dikirim kaisar Marquqis ke Madinah tidak menemukan seorang pasienpun selama 2 tahun bertugas.<br /><br />Dikutip dari http://www.klikhpa.com/business-tips-article.php?no=21</span></div>
Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3344058761007933500.post-89495005020626677942010-03-02T07:10:00.000-08:002010-03-02T07:13:35.077-08:00Malam Pertama<span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" >Satu hal sebagai bahan renungan Kita… Tuk merenungkan indahnya malam pertama Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa </span><br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara Hari itu…mempelai sangat dimanjakan Mandipun…harus dimandikan Seluruh badan Kita terbuka…. Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. . Tak Ada sedikitpun rasa malu… Seluruh badan digosok Dan dibersihkan Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih… Itulah sosok Kita…. Itulah jasad Kita waktu itu </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Setelah dimandikan.. ., Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih Kain itu ….jarang orang memakainya.. Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan Wewangian ditaburkan ke baju Kita… Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan Tataplah…. tataplah. ..itulah wajah Kita Keranda pelaminan… langsung disiapkan Pengantin bersanding sendirian… </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa haru para handai taulan Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir Akad nikahnya bacaan talkin… Berwalikan liang lahat.. Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Dan akhirnya…. . Tiba masa pengantin.. Menunggu Dan ditinggal sendirian… Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan Malam pertama bersama KEKASIH.. Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah Di kamar bertilamkan tanah.. Dan ketika 7 langkah tlah pergi…. Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…. Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur… Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur….. Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu…. Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan… .. Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima Kita sungkan sekali meneteskan air mata… Seolah barang berharga yang sangat mahal.. </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga.. Atau melemparkan dirimu ke neraka.. Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga… Tapi….tapi ……sudah pantaskah sikap kita selama ini… Untuk disebut sebagai ahli syurga </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > </span><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" >Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum’at…… Mungkin malam JUM’AT? Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA? Kita suka ALLAH pada masa kita sakit…. Dan sudah pasti waktu ada kematian… </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain? Karena… Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA. </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka… … Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah) </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan kepada kita. DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta. </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > ALLAH Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari. TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Susah vs. Senang Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran? </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai ceramah kita segar kembali? Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita bangga mem “forward” kan email yang tak senonoh? Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima. Solat adalah yang terbaik…. Tidak perlu bayaran , tetapi ganjaran lumayan. Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka. </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" >Tidakkah lucu bila seseorang berkata “AKU BERIMAN PADA ALLAH” TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also “believes” in ALLAH). </span><br /><br /><span style="color: rgb(57, 82, 44);font-family:Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali., tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali untuk bekerjasama? Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti apakah mereka suka atau tidak?. Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap anda. Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH. Semoga bermanfaat buat kita semua sebagai bahan renungan.<br /><br />http://www.klikhpa.com/business-tips-article.php?no=20<br /></span></div><p> </p>Yustia Hapsarihttp://www.blogger.com/profile/11058367802959698557noreply@blogger.com1