Postingan

Sekilas Perjalanan Haji 1431 H 2010 M Part I

#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Yaaah.. itulah hidup yang kurasa bagaikan mimpi. Sekejap terjadi begitu saja.. Banyak hal yang tidak bisa kubayangkan dengan akal sehat. Perjalanan ke tanah suci yang kulalui dimulai tanggal 5 November - 17 Desember 2010 sungguh di luar akal sehatku. Bermula dari keinginan yang terbesit kuat saat mendapatkan materi Haji di Halaqah tahun 2007. Selang waktu berlalu,2008 ibuku menawariku untuk membuka tabungan Haji. Aku sih.. fine2 aja, entah kapan aku berangkat, yang penting nabung dulu, ya iya fine2 saja orang ditraktir ibu, he he. Waktu itu aku beranggapan bahwa mungkin aku akan pergi Haji nanti setelah berkeluarga. Eh, ternyata anggapan itu meleset. Berawal sebelum keberangkatan Ayah dan Ibu ke tanah suci, ibuku segera memenuhi 20 juta agar mendapat kursi di pesawat. Saat itu belum musim yang namanya Dana Talangan Haji, sehingga tidak ada daftar tunggu yang lama jika dibandingkan saat mendaftar baru-baru ini. Wuah.. antriannya sampai lima tahun....

Profesional Menjadi Orang Tua

Gambar
Akhir November 2020 ini sayang sekali jika terlewat begitu saja. Pasalnya bulan November lebih tepatnya tanggal 11 November 2012 adalah tanggal pernikahan kami. Maka sudah delapan tahun kami menjalani rumah tangga ini. Masa perkenalan, penyesuaian dan penyatuan pola pikir di lima tahun pertama sudah kami lewati. Alhamdulillah... Pyuuuf... Penuh perjuangan pastinya. Apalagi belum genap setahun menikah tepatnya 18 September 2013 Allah mengamanahi kami berdua dengan kehadiran putri kembar penyejuk hati. Antara senang dan huaaah... cobaan dalam merawat bayi kembar sungguh menguras emosi, tenaga, maupun finansial. Namun, sungguh saat ini kami menuai buah yang manis. Seakan-akan dua tahun merawat bayi, mengASI berlalu singkat begitu saja. Saat ini mereka sudah duduk di bangku kelas 1 SD. 11 November kemarin tidak jauh beda dengan hari-hari biasanya karena bertepatan dengan hari Jum'at dimana suami ada jadwal ngajar sampai malam, sehingga perayaan delapan tahun pernikahan kami undur kees...

FLP Tegal: Guru Kehidupanku

Gambar
Pembelajaran Hidup melalui FLP Tegal Mungkin akan lain ceritanya kalau saja mba Fani Rosanti alias Kelopak Biru tidak memintaku  membantunya menghidupkan kembali FLP Tegal pasca ditinggal mba Sinta Yudisia 2007 silam. Saat itu di tahun 2009 aku tengah disibukkan dengan kuliah, menyelesaikan Skripsi, organisasi di kampus dan menjadi pengurus  sebuah taman bacaan di Kota Tegal. Namun, apa boleh buat permintaan yang membuatku tidak bisa menolak. Aku didaulat untuk menjadi panitia Talk Show “Menulis Membuat Kita Kaya” tanggal 26 Juli 2009 dengan pembicara SN Ratmana (Sastrawan angkatan Taufik Ismail ) dan Suyuti Abdul Ghofir (Wartawan Radar Tegal). Talk Show itu diadakan untuk menarik minat peserta agar mau menjadi anggota FLP Tegal. Mba Fani begitu panggilannya baru saja lulus Sarjana Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Beliau aktif sebagai pengurus di FLP Semarang kampus UNNES Sekaran. Setelah pulang ke Tegal, beliau mencari komunitas FLP yang konon kabarny...

Rebo, Penjahit Kaki Lima

Gambar
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Ada hal yang membuatku penasaran yakni sepanjang Jalan Parang Sarpo, Perumnas Tlogosari, Semarang banyak sekali penjahit yang menyediakan jasa permak baju. Mereka menggunakan sepeda yang didesain khusus untuk menempatkan mesin jahit, mereka mangkal di bawah pohon. Pemandangan ini unik menurutku. Sekian lama kurang lebih tiga tahun aku tidak mengunjungi perumahan ini. Ini hasil wawancara yang berhasil aku rekam. Namanya Rebo, asli Purwodadi. Ia tinggal mengontrak rumah di perumnas ini. Usaha permak baju ini sudah digeluti kurang lebih 5 tahun. Modalnya hanya mesin jahit tua yang ia beli seharga Rp. 150.000. Keahlian menjahit pun dipelajarinya secara otodidak. Pendapatan bersih sehari Rp. 50.000 – 75.000, tidak membayar pegawai apalagi ongkos sewa tempat. Semuanya gratis di bawah pohon. Tarif permak per potong baju yang paling simple dikenai Rp. 7.000. Bila agak rumit bisa mencapai Rp. 10.000 – Rp. 15.000. Pendapatan ini jika berlangsung setiap ...

11 November ( Catatan Kecil untuk Yustia Hapsari )

Gambar
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Jam tujuh teng saya tiba di gedung Al-Irsyad yang letaknya tak jauh dari kantor pengadilan negeri Kota Tegal. Gedung masih terlihat lenggang. Kata Mas Tedi yang sudah sampai duluan daripada saya, petugas penerima dan among tamu yang perempuan tengah di salon untuk dirias. Selang beberapa menit kemudian teman- teman yang dimintai Yustia untuk membantu acara spesialnya berdatangan. Setelah sedikit angkat- angkat kursi, tepat jam 9.30 keluarga dari kedua mempelai beserta penghulu dan lain- lain tiba di gedung. Beberapa menit kemudian, seremonial akad nikah Yustia Hapsari dan Muhamad Fikri Hidayatulloh berlangsung. Seperti biasanya, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran, dilanjutkan siraman rohani dari Ustad Amirudin Lc. Saya terharu ketika Pak Liliek Basuki, ayahanda Yustia menyampaikan pesan- pesan kepada calon menantunya, beberapa menit sebelum akad nikah, berlangsung. Adapun lima pesan dari Pak Liliek sebagai berikut. 1. Cinta...

Parodi Hati di Tanah Suci

Gambar
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Parodi Hati di Tanah Suci   Putri Adila dan Jaki Umam PLANET BUMI ini bulat. Konon, hal itu telah menjadi perdebatan ribuan tahun di daratan Eropa ketika mereka dalam masa kegelapan, di bawah Gereja. Di era modern ini, aksioma itu terbukti sudah tak terbantahkan. Bahkan, manusia sekarang bisa memotret langsung kondisi planet ini dari luar angkasa. Beberapa ilmuwan Amerika dan Eropa telah mendapatkan fakta bahwa wilayah Jazirah Arab adalah episentrum bumi, baik secara struktur maupun peradaban. Manakala bumi di foto dari luar angkasa, Jazirah Arab selalu tampak lebih kontras dari daerah manapun, seolah ada daya tarik magnetik yang sangat besar. Apabila ditarik garis dari kutub utara sampai ke kutub selatan, kemudian dibagi garis dari kutub utara sampai titik pusat Ka’bah, maka akan diperoleh angka ajaib  phi , 3.14. Hasil ini sama persis dengan rasio yang didapatkan dari tinggi setiap manusia dibagi jarak dari ujung ...

BERDAGANG, MENGAKAR BAK AKAR WANGI

Gambar
#Berani-Percaya Diri-Rendah Hati# Mengemis dan meminta belas kasihan orang lain, bisa menjadi sebuah alasan yang kuat bagi kaum papa apalagi umur sudah sangat lanjut. Namun, tidak dengan Suradiyanto (86 tahun), Keseharian beliau adalah berjualan akar wangi di emperan Supermarket ADA Siliwangi Semarang. Tubuhnya yang sudah sangat renta membuat tangannya bergetar saat memasukkan akar wangi ke tas plastik. Aku membelinya dengan harga seribu rupiah per ikat. Tidak tanggung-tanggung akar wangi yang dijualnya sengaja didatangkan dari Yogyakarta. Dia sendiri yang membawanya dari Gunung Kidul ke Semarang. Pasalnya di sanalah ia berasal dan beranak-pinak. Dua minggu sekali Pak Di begitu sapaannya baru pulang ke Jogja. Laki-laki yang sudah berjualan akar wangi selama setahun ini  mempunyai istri berumur 50 tahun. Mereka berasal dari Desa Parangan, Kecamatan Cemin, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kakek dari tujuh cucu dan lima orang anak ini mengawali usahanya berawal modal Rp. 400.000...